Selasa, 15 Maret 2011

Wall Street Melorot Respons Bencana di Jepang



Indeks saham di bursa Wall Street ditutup melemah merespons memburuknya kondisi Jepang pasca gempa, tsunami dan kebocoran pembangkit listrik nuklirnya. Saham-saham yang berhubungan dengan Jepang langsung melemah.

Saham-saham yang berkaitan dengan pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) merosot menyusul kebocoran reaktor di Jepang akibat hempasan tsunami. Shaw Group anjlok 9,2%, Cameco Corp merosot 13%. Kedua perusahaan tenaga nuklir itu diperdagangkan pada volume 10 kali lipat dari rata-rata 10 hari terakhir.

Market Vectors uranium and nuclear energy ETF anjlok 12%, Global X Uranium ETF anjlok 17%. Namun Market Vectors Solar Energy ETF melonjak 7,2%.

Pada perdagangan Senin (14/3/2011), indeks Dow Jones industrial average ditutup melemah 51,24 poin (0,43%) ke level 11.993,16. Indeks Standard & Poor's 500 juga melemah 7,89 poin (0,6%) ke level 1.296,39 dan Nasdaq melemah 14,64 poin (0,54%) ke level 2.700,97.

Namun volume perdagangan cukup rendah jika dibandingkan aksi jual lain. Transaksi di New York Stock Exchange hanya sebesar 7,68 miliar lembar saham, dibandingkan rata-rata harian tahun lalu yang sebanyak 8,47 miliar.

"Saya menilai bahwa apa yang kita lihat dengan volume lebih rendah di tengah pelemahan saham-saham dibandingkan sebelumnya, hal itu dapat menunjkkan kurangnya minat untuk jual," ujar Hank Herrmann, chief executive Waddel & Reed Financial Inc seperti dikutip dari Reuters, Selasa (15/3/2011).

General Electric Co yang memiliki perusahaan kerjasama nuklir dengan Hitachi Ltd, sahamnya juga turun 2,2% dan menjadi faktor pemberat penurunan Dow Jones.

Saham Texas Instruments Inc juga turun 2,2% pada perpanjangan perdagangan, setelah produsen chip itu mengumumkan akan kehilangan pendapatannya karena adanya penundaan produksi di fasilitasnya di Jepang akibat gempa.

Saham-saham perusahaan Jepang yang tercatat di bursa AS juga melemah seperti Toyota Motor turun 4,6%.

(qom/qom)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar