Rabu, 04 Mei 2011

Tiga Saham Bakrie Bisa Jadi Pilihan Sesi II

Headline
INILAH.COM, Jakarta - Koreksi IHSG diprediksi berlanjut hingga penutupan sore nanti meskipun terbatas. Untuk sesi dua, tiga saham grup Bakrie dan dua saham lain bakal jadi bumper indeks.

Pada sesi pertama perdagangan Rabu (4/5), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah 23,08 poin (0,61%) ke level 3.790,784. Begitu juga indeks saham unggulan LQ45 yang turun 5,45 poin (0,80%) ke angka 675,609.

Laju indeks siang ini cukup ramai, didukung oleh volume transaksi yang tercatat mencapai 2,907 miliar lembar saham, senilai Rp2,182 triliun dan frekuensi 68.833 kali. Sebanyak 84 saham menguat, sedangkan 127 saham melemah dan 90 saham stagnan.

Pelemahan indeks sesi pertama, justru diwarnai aksi beli asing yang mencatatkan transaksi nilai beli bersih (net foreign buy) sebesar Rp220,8 miliar. Rinciannya, transaksi beli mencapai Rp715,8 miliar sedangkan transaksi jual sebesar Rp495 miliar.

Mayoritas sektor saham mengalami koreksi sehingga mendukung pelemahan indeks. Sektor keuangan memimpin penurunan 1,62%, disusul industri dasar 1,04%, perkebunan 0,84%, properti 0,53%, manufaktur 0,49%, konsumsi 0,40%, infrastruktur 0,17% dan aneka industri 0,08%. Hanya dua sektor yang menguat, perdagangan 0,26% dan pertambangan 0,23%.

Pengamat pasar Modal Willy Sanjaya memperkirakan, pergerakan indeks saham hingga penutupan sore nanti akan melemah terbatas. “Indeks akan bergerak dalam kisaran support 3.788 dan resistance 3.839,” katanya kepada INILAH.COM, di Jakarta, Rabu (4/5).

Menurutnya, pelemahan indeks hari ini merupakan koreksi teknis sesaat. Sebab, indeks sudah memecahkan rekor tertinggi sepanjang sejarah. Indeks ditutup di level 3.849 pada Senin (2/5). “Karena itu, sangat wajar indeks mengalami koreksi dua hari ini,” ujarnya.

Lebih jauh dia menjelaskan, meski bergerak di teritori negatif, indeks berfluktuasi. Karena itu, Willy memperkirakan, indeks akan ditutup di atas 3.800 sore nanti. Bahkan, bisa jadi, indeks juga akan berada di teritori positif. “Plus-minus tipis,” timpalnya.

Pasar, lanjut Willy, mendapat topangan dari penguatan rupiah ke level 8.555 per dolar AS. Apalagi, market juga masih merespon positif tewasnya Pimpinan Al Qaeda Osama Bin Laden, Minggu (1/5) waktu setempat. “Di sisi lain, beberapa cum dividen emiten-emiten juga menjadi menarik sehingga menahan koreksi indeks,” tutur Willy.

Pada saat yang sama, pergerakan saham-saham di grup Bakrie juga turut memperkuat market. Sebab, Selasa (10/5) ini merupakan deadline bagi Vallar Plc untuk menggenapi kepemilikannya di saham PT Bumi Resources (BUMI) hingga 50%. “Itu sudah dekat, tinggal satu pekan lagi,” paparnya.

Karena itu, pada perdagangan sesi pertama, saham sejuta umat ini menyentuh level 3.500. Sebuah pencapaian yang luar biasa. Di sisi lain, terbatasnya pelemahan indeks juga karena terdorong oleh penguatan saham PT AKR Corporindo (AKRA) yang sudah mendapat izin produksi batu bara dari pemerintah.

Menurut Willy, emiten AKRA siap berproduksi bulan depan. “Saham ini akan dicermati oleh investor dari sekarang sebelum berlari ke level Rp2.000 dari level Rp1.670 saat ini,” ungkap Willy.

Saham-saham pilihannya, PT Bumi Resources (BUMI), PT Energi Mega Persada (ENRG), PT Darma Henwa (DEWA), PT AKR Corporindo (AKRA) dan PT Megapolitan Development (EMDE). Saya rekomendasikan strong buy saham-saham tersebut,” imbuh Willy. [mdr]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar