Rabu, 29 Juni 2011

Harga Akuisisi PJAA ke JTI Dinilai Wajar

Headline
INILAH.COM, Jakarta - PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk (PJAA) telah melakukan pengambilalihan atau pembelian 29% atau 14.500 saham PT Jaya Teknik Indonesia (JTI) pada PT Sarana Tirta Utama (STU).

Menurut analisa Penilai Independen yang dilakukan KJPP Maulana, Andesta dan Rekan harga transaksi pembelian saham tersebut wajar.

Dalam keterbukaannya ke BEI manajemen Perseroan menyampaikan nilai pembelian saham JTI ini mencapai Rp15,12 miliar atau setara dengan Rp1,04 juta per saham. JTI adalah peruasahaan yang bergerak dalam bidang perdagangan, pembangunan, jasa dan perindustrian. Dalam melaksanakan kegiatan usaha perdagangan, Perusahaan juga bertindak sebagai distributor untuk memasarkan produk-produk dari York International, Avaya Communication, Emerson Network Power dan Nohmi Bosai di wilayah Republik Indonesia. Perusahaan tergabung dalam kelompok usaha Jaya dan mulai beroperasi secara komersial sejak tahun 1970. Sedang STU adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa, perdagangan umum, perindustrian dan pembangunan.

Harga jual air STU masih sama dengan harga jual air oleh PDAM DKI Jakarta yang selama ini mensupply air Perseroan dan PT Taman Impian Jaya Ancol. Dengan demikian Perseroan dan para pemegang saham Perseroan diuntungkan, di mana dengan membayar harga yang sama, akan mendapatkan keuntungan dari keuntungan yang diperoleh STU. Kenaikan kepemilikan pada STU akan meningkatkan keuntungan bagi para pemegang saham Perseroan.

Perseroan sampai dengan tahun 2017 diharapkan dapat menghasilkan akumulasi laba sebesar Rp17,33 miliar dari proyek pengolahan air ini. Jumlah ini naik dibandingkan sebelum rencana transaksi yang hanya mencapai Rp9,60 miliar. Jika pemegang saham Perseroan menyetujui Rencana Pengambilalihan saham tersebut, maka kinerja keuangan Perseroan di masa depan akan meningkat. Dengan demikian, akumulasi laba dari proyek pengolahan air tersebut di masa depan akan dapat memberikan kontribusi pada laba ditahan Perseroan. Sebelum rencana transaksi dilaksanakan akumulasi laba sampai tahun 2017 bagian (36%) Perseroan adalah sebesar Rp9,60 Miliar dan setelah rencana transaksi mencapai Rp17,33 miliar. Sehingga terdapat kenaikan (inkremental) sebesar Rp7,73 miliar.

Pertimbangan dan alasan dilakukan transaksi adalah JTI sebagai penjual Saham-saham tersebut telah mengeluarkan biaya untuk pembangunan
infrastruktur Reverse Osmosis di areal kerjasama, atas pembangunan infrastruktur itu. JTI menginginkan dilakukan konversi biaya pembangunan tersebut ke dalam saham. Kemudian Perseroan sebagai pembeli Saham-saham bersedia untuk mengambil alih biaya yang dikeluarkan oleh JTI dalam konversi saham dengan melakukan Transaksi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar