Rabu, 29 Juni 2011

Inilah Alasan Kinerja TLKM Jalan di Tempat

Headline
INILAH.COM, Jakarta - Meskipun menjadi pemain besar di sektor telekomunikasi tetapi PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) kinerjanya jalan di tempat untuk beberapa tahun terakhir.

Analis saham independen, Teguh Hidayat mengungkapkan pendapatan TLKM berasal dari empat sumber. Pertama dari layanan telepon rumah/kantor, layanan telepon seluler/ponsel (Telkomsel dan Flexi), layanan SMS yang juga menggunakan ponsel (Telkomsel dan Flexi lagi), dan layanan akses internet (Telkom Speedy dan Telkomsel Flash).

"Kita tentu tahu bahwa seiring dengan semakin berpindahnya konsumen dari telepon rumah ke ponsel, maka pendapatan TLKM dari layanan telepon rumah setiap tahunnya terus saja turun, sementara pendapatan dari layanan ponsel seharusnya naik," demikian yang dikutip dari hasil risetnya.

Namun faktanya, pendapatan TLKM dari telepon rumah memang turun, sementara pendapatan dari layanan ponsel malah cenderung tidak berubah. Kalau pun ada kenaikan tidak terlalu besar. Pada tahun 2010, TLKM mencatat laba bersih Rp11,5 triliun. Angka tersebut hanya naik sedikit dibanding laba bersih TLKM pada tahun 2006 silam, yaitu Rp11 triliun. Pada kuartal I 2011 pun, laba TLKM tercatat Rp3,8 triliun, atau hanya naik 0,6% dibanding kuartal I 2010.

"Jadi kalau ada sebuah perusahaan yang secara kondisi keuangan cukup sehat, bila dilihat dari utangnya yang tidak terlalu besar. Namun kinerjanya tidak juga meningkat dalam waktu yang berkepanjangan, maka mungkin ada yang salah dengan perusahaan tersebut."

Dengan demikian kondisi ini cukup membingungkan. Sebab Telkomsel dan Flexi merupakan pemimpin di pasar ponsel GSM maupun CDMA. Beberapa waktu lalu Telkomsel bahkan menyatakan bahwa jumlah pelanggannya sudah menembus 100 juta orang.

Boleh Jadi, pertumbuhan pendapatan dari layanan ponsel yang cenderung jalan di tempat tersebut disebabkan karena TLKM tidak memegang Telkomsel secara penuh. Yup, seperti yang kita ketahui, TLKM hanya memegang 65% saham Telkomsel. Sisanya yaitu 35% dipegang oleh SingTel. Alhasil TLKM harus berbagi pendapatan dari Telkomsel dengan perusahaan telekomunikasi asal Singapura tersebut.

Sementara pendapatan TLKM dari layanan internet, pertumbuhannya cukup lumayan. Pada 1Q11, pendapatan TLKM dari layanan ini tercatat Rp2,3 triliun, atau tumbuh 19,7% dibanding 1Q10. Sayangnya kontribusi pendapatan dari layanan internet masih jauh lebih kecil dibanding kontribusi pendapatan dari layanan ponsel. Jadi, sehingga pertumbuhan 19,7% tersebut tidak terlalu berdampak positif terhadap pertumbuhan pendapatan TLKM secara keseluruhan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar