Selasa, 27 Desember 2011

Analis: IHSG berpeluang menguat, rupiah berpeluang perkasa

JAKARTA. Meski volume dan nilai transaksi di Bursa Efek Indonesia cenderung menyusut, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpeluang menanjak pada hari ini (27/12).

Alwi Assegaf, Analis Universal Broker Indonesia, melihat kondisi perekonomian Amerika Serikat menunjukkan perbaikan. Klaim pengangguran turun, data konsumer di AS menanjak di atas ekspektasi sehingga kekhawatiran resesi di Negeri Uwak Sam berkurang.

Indeks Dow Jones Industrial Average, Jumat (23/12) lalu, ditutup menguat 1,02% menjadi 12.294. Kenaikan Dow Jones berefek positif bagi IHSG pada hari ini.

Dari sudut pandang analisis teknikal, IHSG berpotensi melaju. Indikator stochastic masih bullish, demikian pula dengan indikator moving average yang memperlihatkan indeks bergerak uptren.

Ancaman utama laju IHSG masih berasal dari Eropa. Tapi Alwi melihat sentimen krisis utang Eropa sedikit mereda menjelang akhir tahun. Dia menebak, IHSG pekan ini berkisar 3.700-3.875 dengan kecenderungan menanjak. Pada Jumat lalu, IHSG naik tipis 0,05% menjadi 3.797.

Sejalan dengan IHSG, posisi rupiah terhadap dollar AS juga bisa menguat. Rahadiyo Anggoro, Treasurry Business Telkom Sigma, menilai rupiah bergerak stabil dan cenderung naik. Proyeksi dia, hari ini rupiah di rentang Rp 9.000-Rp 9.075 per dollar AS.

Hingga akhir tahun ini, menurut Rahadiyo, rupiah berpeluang ke Rp 9.000 per dollar AS. Satu pemicunya adalah predikat investment grade Indonesia. “Angka itu adalah level yang nyaman bagi rupiah," ucap dia. Pendorong rupiah antara lain, sentimen investment grade masih memberi energi bagi penguatan rupiah dan indikator APBN 2011 yang dibuat pemerintah semuanya memenuhi target. Kemarin, Senin (26/12), rupiah menguat 0,49% jadi Rp 9.055 per dollar AS.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar