Selasa, 27 Desember 2011

IHSG Positif, Koleksi Saham Favorit

INILAH.COM, Jakarta – Perdagangan saham domestik pada Selasa (27/12) diprediksikan masih positif, meski investor cenderung wait and see. Trading dengan saham-saham favorit fund manager berikut ini.

Berdasarkan riset CLSA, data-data ekonomi yang keluar di Amerika Serikat (AS) cukup baik sebelum libur natal. Meski reaksi di pasar relatif minim karena volume perdagangan memang sudah menipis.

Namun, outlook Indonesia pada 2012 amat menarik investor karena upgrade rating oleh Fitch. Valuasi harga saham yang dipersepsi premium dinilai CLSA sebagai pertumbuhan return of equity yang tinggi.

“Pertumbuhannya tinggi, bahkan yang tertinggi di Asia. Apalagi, ditopang tingginya net interest margin (NIM) perbankan Indonesia,” demikian CLSA.

Harga saham domestik saat ini diperdagangkan dengan valuasi 13 kali proyeksi earning 2012. Dengan NIM perbankan tertinggi di Asia, Bank Indonesia (BI) memiliki ruang untuk melonggarkan likuiditas.

Inflasi relatif lunak dengan dukungan rupiah yang stabil dan defisit fiskal hanya 1,5% terhadap PDB. “Sementara total utang terhadap PDB hanya 25%,” lanjut CLSA.

Sedangkan pengamat pasar modal Irwan Ariston Napitupulu menilai, tanda-tanda di pasar masih bagus. Namun, investor masih cenderung wait and see. “Meski begitu, masih ada juga yang tetap akumulasi,” ujarnya, kepada INILAH.COM.

Secara teknikal, selama IHSG belum menembus level 3.875, tren masih berada di kisaran 3.850-3.875. Jika sudah pecah, maka bisa bergerak ke level 4.195. Banyak saham BC Indonesia yang sudah terlalu murah.

Seperti saham perbankan yang rata-ratanya 10-11 kali seperti perbankan.”Sebab jika dibandingkan pertumbuhan NIM yang tinggi, maka PE menjadi lebih murah,” lanjutnya.

Potensi window dressing di pekan terakhir perdagangan tahun ini, besar kemungkinan akan terjadi. Ini terlihat dari grafik yang saat menunjukkan Eropa banyak alami penurunan, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) malah bisa naik.

Menurut Irwan, sudah ada yang mengakumulasi dengan menjaga kejatuhan indeks agar tidak terlalu dalam. Selain kepentingan fund manager, dana pensiun, perusahaan asuransi dan investor institusi untuk memaksimalkan return akhir tahun sangat besar.

IHSG sejak awal 2011 hanya naik 5%, bagi pengelola dana minimal profit tahunan harus di atas return deposito yang 6-10%. “Jadi, window dressing merupakan momen terakhir untuk memaksimalkan return,” lanjutnya.

Bagi trader yang masih ingin berdagang di pekan terakhir ini, lanjut Irwan, direkomendasikan mengikuti langkah fund manager yang akan melakukan window dressing.Terutama di saham-saham favorit fund manager, ringan untuk ditarik dan sedikit di pasar.

Irwan merekomendasikan Unilever (UNVR), Astra International (ASII), Bank Rakyat Indonesia (BBRI), Pembangunan Perumahan (PTPP) dan Adhi Karya (ADHI). “Beli saham-saham tersebut di atas,” ujarnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar