Kamis, 02 Februari 2012

Bernanke 'Dovish', Rupiah Bakal Terangkat

Headline
INILAH.COM, Jakarta - Kurs rupiah di pasar spot valas antar bank Jakarta, Kamis (2/1) diprediksi menguat terbatas. Pasar mengantisipasi pidato Gubernur The Fed yang nadanya berpeluang dovish.

Analis senior Monex Investindo Futures Zulfirman Basir mengatakan, potensi penguatan rupiah hari ini, salah satunya didukung oleh data manfaktur AS yang sudah diperkirakan membaik semalam ke level 54,5 dari sebelumnya 50,3. Kondisi itu, memperkuat positifnya data manufaktur China dan Eropa sebelumnya.

Semua itu, lanjut Firman, memberikan harapan positif membaiknya indeks manufaktur di negara-negara besar lainnya di dunia. "Meski rupiah tidak akan bergerak jauh dari kisaran beberapa hari terakhir, rupiah akan menguat dalam rentang 8.940 - 9.030 per dolar AS,” katanya kepada INILAH.COM.

Di sisi lain, lanjutnya, memang beberapa data ekonomi yang dirilis di Inggris dan Austrila menunjukkan angka yang tidak begitu positif. "Tapi, ini tidak akan mendorong penguatan dolar AS," ujarnya.

Pasalnya, lanjut Firman, pasar mengantisipasi pidato Gubernur The Fed, Ben Bernanke pada Kamis (2/1) ini (nanti malam) yang diperkirakan akan menegaskan sikap dovish (kebijakan moneter longgar) The Fed pada pertemuan sebelumnya. "Jadi, seharusnya pidato Bernanke nanti malam bernada dovish," tandas Firman.

Apalagi, bagaimanapun Bernanke merupakan pimpinan The Fed yang terakhir berkomitmen memperpanjang kebijakan suku bunga rendahnya dari semula hingga pertengahan 2013 menjadi hingga akhir 2014.

"Bernanke kemungkinan akan memberikan alasan lebih lanjut mengapa bank sentral melihat perluanya kebijakan moneter yang tetap longgar," tuturnya. Sentimen Fed ini, kata Firman, tentunya akan menggerogoti performa dolar AS.

Namun demikian, meski rupiah berpeluang untuk menguat seiring peluang dovish-nya pernyataan Bernanke nanti malam, menurut Friman, investor tidak akan terlampau agresif. "Sebab, pasar menunggu data non-farm payrolls AS pada Jumat (3/1)," imbuhnya.

Meski non-farm payroll AS diprediksi naik jadi 150 ribu, namun kenaikannya lebih rendah dari sebelumnya yang mencapai 200 ribu. Di sisi lain, pasar melihat perkembangan lebih lanjut dari negosiasi utang Yunani dengan kreditor swasta yang belum mencapai kata sepakat. "Karena itu, penguatan rupiah jadi terbatas," imbuhnya.

Asal tahu saja, kurs rupiah di pasar spot valas antar bank Jakarta, Rabu (1/2) ditutup menguat tipis 5 poin (0,05%) ke level Rp8.975/8.990 per dolar AS.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar