Kamis, 02 Februari 2012

Investor institusi incar reksadana

JAKARTA. Tren penurunan bunga acuan membawa berkah bagi industri reksadana. Investor institusi, seperti perusahaan asuransi dan dana pensiun, beramai-ramai mengubah isi portofolionya, memindahkan dana dari deposito ke reksadana.

Landainya BI rate makin membuat deposito di perbankan tak menarik. Untuk memenuhi target investasi, reksadana menjadi salah satu pilihan utama investor institusi untuk memutar portofolio.

"Tahun ini, perusahaan menempuh langkah rebalancing portofolio dengan menaikkan alokasi ke reksadana," ungkap Elvyn G. Masassya, Direktur Investasi PT Jamsostek (Persero), yang juga memegang jabatan Ketua Umum Forum Komunikasi Investasi BUMN, Rabu (1/2).

Institusi beraset Rp 1 triliun adalah kelompok investor yang terbanyak memperbesar aset reksadananya. "Porsi reksadana bisa lebih dari 50% dari total asetnya," ujar dia.

Adapun perusahaan dengan nilai aset antara Rp 1 triliun hingga Rp 10 triliun, porsi investasi reksadana mereka sekitar 30%-40% dari total aset. Lalu korporasi beraset Rp 10 triliun-Rp 50 triliun, menempatkan sekitar 20%-30% aset ke reksadana. Sedangkan perusahaan beraset di atas Rp 50 triliun, alokasi investasi ke reksadana terkecil yakni antara 10%-20%.

Dengan asumsi ini, dana kelolaan industri reksadana tahun ini diperkirakan bisa naik hingga 15%-20% menjadi kisaran Rp 240 triliun. Akhir tahun lalu, aset industri reksadana mencapai Rp 168,23 triliun. Angka itu tumbuh 12,83% dibandingkan tahun 2010.

"Dana kelolaan reksadana masih ada rentang untuk tumbuh sekitar Rp 90 triliun hingga Rp 100 triliun dibandingkan nilai di tahun lalu," ujar Elvyn.

Selain terkerek akibat nasabah institusi perbankan bermigrasi ke reksadana, aset industri pengelolaan dana tahun ini diprediksi juga terangkat kinerja bursa saham.

Elvyn memprediksi, return Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) year on year tahun ini bisa mencapai 20%-30%. Kinerja reksadana saham pun bisa ikut melambung. "Dana kelolaan reksadana saham masih akan tumbuh tertinggi di atas 30%," jelasnya.

Tunggu putusan BBM

Eko Pratomo, President Emeritus BNP Paribas Investment Partners, menambahkan, kebanyakan perusahaan beraset kecil memang masih membutuhkan manajer investasi (MI) untuk mengelola portofolionya. "Di situlah peran reksadana," ujar Eko.

Beberapa MI mengungkapkan, tren migrasi dana nasabah institusi bank ke reksadana mulai terlihat pada pertengahan tahun lalu. Tren ini diperkirakan akan semakin memuncak di semester I-2012. “Ada yang sudah masuk. Ada juga yang masih menunggu kebijakan Bahan Bakar Minyak (BBM)," ujar Yosep Chandra, Direktur Prospera Asset Management.

Jika harga BBM dinaikkan, nilai tukar rupiah diperkirakan akan melemah, dan akhirnya, bursa saham tertekan. Ketika saham tertekan inilah, reksadana akan makin menjadi pilihan investor.

Investor institusi, menurut Yosep, akan banyak menempatkan dananya di reksadana saham dan reksadana campuran. Dua reksadana tersebut dianggap menjanjikan return paling menarik.

Dana investor institusi yang dikelola Prospera hingga akhir tahun lalu sekitar Rp 980 miliar, atau 58% dari total dana kelolaan Prospera. "Tahun ini, porsi investor institusi di tempat kami bisa naik 10%-20%," kata dia.

Yulius Manto, Direktur Batavia Prosperindo Aset Manajemen, melontarkan hal senada. Sejak tahun lalu, investor institusi sudah mulai banyak penetrasi ke produk mutual fund. "Perkiraan saya, akhir kuartal I atau awal kuartal II nanti akan makin besar, mereka mulai masuk dan ditransaksikan (trading)," jelasnya.

Prediksi Yulius, porsi dana investor institusi yang dikelola Batavia tahun ini bisa naik 25%. Tahun lalu, Batavia membukukan nilai dana kelolaan Rp 10,6 triliun. Sekitar 60% merupakan dana milik investor institusi.

Ruddy Saharjo, Direktur investasi Henan Putihrai Asset Management, menambahkan, potensi limpahan dana kelolaan reksadana dari investor institusi memang sangat besar.

Ini bisa menjadi berkah bagi MI untuk mengerek kinerja. Henan Putihrai menargetkan bisa menaikkan dana kelolaan tahun ini menjadi Rp 4,4 triliun-Rp 4,6 triliun. "Tahun lalu dana kelolaan kami 80% merupakan dana investor inistitusi," ujarnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar