Kamis, 02 Februari 2012

Saham Logam-Batu Bara Jadi Pilihan

INILAH.COM, Jakarta - Bursa saham domestik pada Kamis (2/2) diprediksi bergerak variatif. Namun, peluang beli terbuka untuk saham logam dan batu bara.

Joseph Pangaribuan, analis pasar modal dari Samuel Sekuritas mengatakan, trend mixed IHSG hari ini masih akan berulang, dimana aktivitas buying terkonsentrasi di awal perdagangan yang kemudian diikuti penjualan lagi di akhir sesi. "Hal ini menyebabkan IHSG sulit permanen di atas level 4000, " ujarnya kepada INILAH.COM.

Menurutnya, situasi pasar keuangan dunia saat ini sebenarnya sedang dalam kondisi kelebihan likuiditas , seiring trend monetrary easing di AS dan China. Sementara Eropa akan terus menambah likuiditas untuk mencegah sektor perbankan collaps.

Likuiditas berlimpah ini yang menyebabkan harga-harga komoditas naik, terutama komoditas logam dan batubara. "Meskipun permintaan belum pulih karena ekonomi global masih kontraksi."

Sedangkan di dalam negeri, IHSG terhambat kenaikannya karena tertekannya sektor perbankan. Hal ini dipicu turunnya yield SPN 3 bulan yang merupakan benchmark variable rate bond yang banyak dimiliki oleh bank-bank nasional seperti Bank Mandiri (BMRI) dan Bank Rakyat Indonesia (BBRI).

"Ini akan mempengaruhi profit margin perbankan pemilik variable bond rate," lanjutnya. Di tengah situasi ini, Joseph merekomendasikan saham-saham logam dan batu bara. Ini terkait tingginya likuiditas dana di pasar keuangan global yang membuat harga komoditas naik.

"Peluang beli terbuka di saham Timah (TINS), Aneka Tambang (ANTM), International Nickel (INCO) dan Adaro Energy ( ADRO)," tutupnya. [nat]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar