Rabu, 29 Februari 2012

Minyak melorot tajam ke level US$ 106,6 sebarel

Minyak melorot tajam ke level US$ 106,6 sebarel
NEW YORK. Harga minyak mentah melorot, setelah rilis data pesanan barang tahan lama (durable goods) di AS per Januari anjlok. Koreksi harga minyak kali ini yang tertajam dalam lima pekan terakhir.

Kontrak minyak WTI untuk pengiriman April tumbang US$ 2,01 menuju level US$ 106,55 di the New York Mercantile Exchange. Ini penurunan terbesar sejak 20 Januari lalu. Kontrak yang sama pun bergulir tipis ke US$ 106,6 per barel pada perdagangan elektronik pukul 8.40 WIB.
Sementara, minyak Brent untuk penyelesaian April tumbang US$ 2,62 menjadi US$ 121,55 per barel di bursa ICE Futures Europe, London.

Sebagai catatan, semalam, Departemen Perdagangan AS melaporkan pesanan durable goods per Januari lalu merosot sebesar 4%. Ini penurunan terbesarnya dalam tiga tahun terakhir. Data ini menyiratkan sinyal lemahnya pertumbuhan ekonomi, dan rendahnya permintaan minyak.

Harga emas hitam ini kian lemah, setelah American Petroleum Institute melaporkan stok minyak di AS meningkat sebesar 521.000 barel menjadi 341,9 juta barel pada pekan lalu.

"Pesanan durable goods tidak melukiskan gambaran permintaan yang kuat ke depan. Kita masih akan melihat laporan lain di pekan ini, yang mungkin akan menekan harga minyak," kata Addison Armstrong, direktur riset pasar dari Tradition Energy, di Stamford.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar