Rabu, 29 Februari 2012

Harga Minyak Turun, Wall Street Tembus Posisi Tertinggi Sejak 2008

Jakarta - Wall Street menguat sampai ke posisi tertinggi sejak 2008 lalu didorong oleh tumbuhnya kepercayaan konsumen ditambah turunnya harga minyak dunia setelah lima bulan terus menguat.

Indeks S&P 500 ditutup di atas level 1.370, posisi intraday tertinggi sejak Mei 2011. Posisi yang sangat mengundang investor untuk menempatkan dananya di pasar modal. Meski volume perdagangan yang sepi bisa membuat investor khawatir reli tersebut tidak akan bertahan lama.

"Saya tidak melihat adanya faktor teknikal yang bisa menurunkan pasar saat ini," kata Chris Burba, staf perdagangan jangka pendek di Standard & Poor's, New York, dikutip dari Reuters, Rabu (29/2/2012).

"Tidak diragukan lagi, pasar sudah masuk area jenuh beli sejak Februari, tapi dengan tren menguat yang signifikan. Jadi (saham-saham) masih akan naik untuk beberapa waktu ke depan di tengah situasi yang jenuh beli," ungkapnya.

Saham-saham berbasis teknologi menguat paling tinggi, bahkan Nasdaq diperdagangkan paling ramai sejak tahun 2.000. Saham Micron Technology Inc (MU.O) melompat 3,7% ke level US$ 8,88 per lembar setelah Intel Corp (INTC.O) berniat menjual sahamnya di dua pabrik dan membeli chip dari Micron.

Pada penutupan perdagangan Selasa waktu setempat, Indeks Dow Jones bertambah 23,61 poin (0,18%) ke level 13.005,12. Indeks Standard & Poor's 500 tumbuh 4,59 poin (0,34%) ke level 1.372,18. Indeks Komposit Nasdaq Composite menanjak 20,60 poin (0,69%) ke level 2.986,76.

Indeks S&P 500 sudah naik 9% sejak awal tahun, didorong membaiknya data-data ekonomi AS dan perkembangan di penyelesaian krisis Eropa, terutama masalah utang Yunani.

(ang/ang)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar