Rabu, 07 Maret 2012

Belum ada alasan pertahankan euro

Belum ada alasan pertahankan euro
JAKARTA. Euro tersandung data ekonomi termutakhir Eropa. Produk Domestik Bruto (PDB) negara-negara zona Euro untuk kuartal IV-2011 turun 0,3% dibandingkan kuartal sebelumnya. Kinerja ekspor dan belanja rumah tangga masing-masing merosot 0,4%.

Data ekonomi terbaru itu, mengonfirmasi fundamental ekonomi Benua Biru yang masih lesu. Sentimen negatif terhadap euro berlipat ganda akibat rencana bank sentral Eropa (ECB) mempertahankan bunga acuan sebesar 1%, pekan ini.

"Membeli euro adalah sesuatu yang tidak masuk akal," kata Marito Ueda, Senior Managing Director FX Prime Corp, Tokyo, seperti dikutip Bloomberg, kemarin.

ECB masih disibukkan upaya penyelesaian krisis utang. "Tidak ada ruang untuk menggenjot pertumbuhan ekonomi melalui kebijakan moneter," imbuh Marito.

Chris Walker, Currency Strategist UBS AG, menambahkan, euro saat ini masih masuk dalam kelompok valuta berisiko. Potensi pelemahan diperkuat oleh gambaran kondisi fundamental terkini.

Selain tertekan sentimen negatifnya dana perekonomian, euro juga melemah menjelang penyelesaian utang Yunani dengan para kreditur swasta, 8 Maret nanti. Yunani berharap kreditur swasta bisa menerima rencana restrukturisasi utang senilai € 130 miliar.

"Jika kreditor Yunani menyetujui mekanisme debt swap, maka kekhawatiran terbesar pemodal akan mereda. Kemungkinan besar negosiasi akan berjalan lancar," ujar Noriaki Murao, Managing Director di Bank of Tokyo-Mitsubishi.

Dari sisi teknikal, untuk hari ini pamor euro masih akan kalah di hadapan beberapa pairing utamanya, yakni dollar Amerika Serikat (USD), poundsterling Inggris (GBP), dan yen Jepang (JPY).

Tiga analis merekomendasikan "jual" untuk euro mengingat risiko penurunan nilai tukar valuta 17 negara itu. Dengan demikian, dari sisi fundamental dan teknikal, euro menjadi valuta yang tak layak investasi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar