Rabu, 07 Maret 2012

Koreksi Berlanjut, BOW Saham Unggulan

INILAH.COM, Jakarta – Bursa saham Indonesia pada Rabu (7/3) diperkirakan akan melemah. Saham unggulan yang sudah terkoreksi, bisa jadi pilihan.

Oktavianus Marbun, analis pasar modal dari Waterfront Sekuritas mengatakan, IHSG masih akan lanjutkan koreksi meskipun sudah mulai terbatas. Hal ini karena penurunan harga saham-saham big cap juga sudah terbatas.

“Bahkan di tengah koreksi dua hari berturut-turut ini, posisi nett buy asing mulai meningkat. Koreksi IHSG akan terbatas di FIBO Retracement 50%,”ujarnya kepada INILAH.COM.

Menurutnya, trend IHSG sebenarnya masih menguat. Koreksi kemarin masih dianggap wajar menurut perhitungan Fibonacci Retracement, di mana Fibo 50% retracement konfirmasi di level 3.922,49, dengan perhitungan IHSG sudah rebound dari 3.838 ke 4.000-an, “Sehingga 50% koreksi masih wajar selama tidak menembus 3.922,49,”paparnya.

Koreksi ini dinilai masih wajar karena juga tidak diikuti oleh peningkatan net selling asing. “Jadi trend bullish IHSG belum berubah selama koreksi pada dua hari pekan ini belum menembus FIBO Retracement 50% di level 3.922,”imbuhnya.

Oktavianus menuturkan, sejauh ini faktor fundamental tidak banyak perubahan. Ada sedikit shock di bursa Asia karena China menurunkan target pertumbuhan ekonominya, “Tapi ini sudah diperhitungkan oleh investor, sejak China menaikkan GWM rasio perbankan di awal Februari lalu,”katanya.

Di tengah situasi ini, ia merekomendasikan buy on weakness pada saham Bank Mandiri (BMRI) dan Lonsum (LSIP). Demikian juga saham Astra International (ASII).”Ada gap ASII di level 68.750, jadi ada peluang buy on weakness,”tutupnya.

Pada perdagangan Selasa (6/3) kemarin, Indeks Harga Saham Gabungan ditutup melemah 17,82 poin atau 0,4% ke 3.967,08. Volume perdagangan 2,4 miliar saham senilai Rp3,2 triliun.

Perdagangan diwarnai dengan 148 saham melemah, 82 saham menguat dan 114 saham stagnan. IHSG mengalami net foreign sell Rp973,1 miliar dengan pembelian asing sebesar Rp1,352 triliun dan penjualan asing mencapai Rp1,353 triliun. [nat]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar