Senin, 19 Maret 2012

Obligasi jatuh tempo capai Rp 2,11 triliun

Obligasi jatuh tempo capai Rp 2,11 triliun
JAKARTA. Beberapa obligasi korporasi jatuh tempo bulan ini. Mengutip data Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK), tercatat ada tujuh obligasi korporasi jatuh tempo pada Maret 2012 senilai total Rp 2,11 triliun.

Sebagian obligasi yang telah jatuh tempo pekan lalu, sudah dilunasi oleh penerbitnya. Beberapa yang jatuh tempo hingga akhir bulan ini juga akan dilunasi sepenuhnya oleh korporasi penerbit.
Obligasi BCA Finance III/2010 seri B senilai Rp 88,5 miliar yang jatuh tempo 23 Maret nanti, misalnya. Roni Haslim, Direktur Utama BCA Finance, mengungkapkan, BCA Finance tidak berniat refinancing. Perusahaan ini akan melunasi obligasi itu memanfaatkan kas internal.

Mengutip data Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), penentuan pemegang rekening yang berhak menerima pembayaran bunga obligasi dijadwalkan hari ini (19/3).

Adapun, penentuan pemegang rekening yang berhak menerima pembayaran dan pelunasan pokok obligasi, digelar pada 22 Maret 2012. Pembayaran bunga dan pelunasan pokok obligasi akan dilakukan pada 26 Maret 2012.

PT Astra Sedaya Finance (ASF) pun memilih langkah serupa. Akhir pekan lalu, anak usaha PT Astra International Tbk ini telah melunasi obligasi senilai Rp 275 miliar yang diterbitkan pada 2010.

Welfizon Yuza, Business Development and Channel Management Head ASF, menuturkan, pembayaran pokok obligasi jatuh tempo dilakukan di akhir periode secara langsung dan penuh. "Dananya kami ambil dari kas perusahaan yang dikumpulkan dari customer collection payment yang diperoleh perseroan," ujarnya, pekan lalu.

Awal bulan lalu, ASF juga melunasi obligasi jatuh tempo senilai Rp 602,88 miliar. Yuza bilang, ASF belum berniat merilis obligasi baru untuk mengail pendanaan dari pasar. "Tergantung kondisi pasar," ujarnya.

I Made AS, analis Obligasi NC securities, menilai, banyaknya obligasi jatuh tempo bulan ini bisa menambah likuiditas atau dana di pasar.

Para investor yang mendapat pelunasan pokok utang dan bunga bisa memanfaatkan dananya untuk memburu keuntungan di pasar Surat Utang Negara (SUN). "Harga SUN tengah koreksi, tepat untuk masuk karena prospeknya masih bagus," katanya.

Memburu obligasi korporasi baru juga bisa jadi pilihan. Apalagi, beberapa korporasi sudah berniat merilis obligasi dalam waktu dekat. Dengan tawaran kupon jauh di atas SUN, obligasi korporasi layak menjadi pilihan. Untuk obligasi korporasi berperingkat A, selisih kuponnya dengan yield SUN acuan bisa di mencapai 500 basis poin atau 5%.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar