Sabtu, 30 Juli 2011

INCO bangun pabrik senilai US$ 500 juta

INCO bangun pabrik senilai US$ 500 juta
JAKARTA. PT International Nickel Indonesia Tbk (INCO) akan membangun fasilitas pengolahan (refinery) untuk menghasilkan bijih nikel murni. Pabrik yang memiliki kapasitas produksi 35.000 ton per tahun ini akan dibangun di Bahodapi, Morowali, Sulawesi Tengah.

INCO menyiapkan investasi cukup besar untuk fasilitas itu. "Dananya sekitar US$ 500 juta," kata Tony Wenas, Direktur Utama INCO, Jumat (29/7). Dana itu dialokasi untuk membangun infrastruktur seperti jalan, pelabuhan, smelter, dryer serta refinary.

Anak usaha Vale ini telah menandatangani nota kesepahaman dengan dua perusahaan untuk membangun refinery tersebut. Dua perusahaan itu adalah Baosteel Resources Co dan Pan China International.

Namun Tony belum bersedia menyebutkan porsi kepemilikan masing-masing pihak dalam proyek tadi. Ia menyatakan, INCO tengah mempelajari kawasan tersebut.

Untuk awalnya, INCO akan membangun screening station dan jalan sepanjang 80 km tahun ini. Kebutuhan dananya diperkirakan mencapai US$ 100 juta.

Selain itu, selepas Lebaran, pembangkit listrik tenaga air (PLTA) Karebbe akan mulai beroperasi. Dengan berjalannya PLTA ini, pabrik INCO akan mulai menggunakan tenaga listrik dari air untuk menjalankan operasi. "Dengan berjalannya PLTA ini maka cost production bahan bakar bisa kami tekan," sebut Tony.

Dia mengakui realisasi produksi nikel untuk semester I masih di bawah target. Alasannya, tambang INCO sempat tutup usai gempa bumi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar