Senin, 02 Mei 2011

Laju Saham PTBA Bakal Variatif, 'Hold' Saja!

INILAH.COM, Jakarta – Laju saham PTBA, Senin (2/5) diprediksi variatif (mixed). Pasalnya, meski laba bersihnya pada kuartal I/2011 naik dua kali lipat namun berada 16% di bawah ekspektasi. Rekomendasi hold saja!

Head of Research Division PT Universal Broker Indonesia Satrio Utomo mengatakan, potensi variatifnya saham PT Tambang Bukit Asam (PTBA) awal pekan ini salah satunya karena kinerja keuangannya kurang menggembirakan. Sebab, angkanya dirilis 16% di bawah ekspektasi.

Karena itu, menurutnya, tekanan jual atas saham ini sudah terjadi sejak akhir pekan lalu. Tapi, secara teknikal, PTBA cenderung bergerak flat antara support Rp22.000 hingga resistance Rp22.700. Pasar tinggal melihat, apakah support Rp22.000 kuat atau tidak. “Jika tidak kuat, PTBA bisa melemah ke level Rp21.300,” katanya kepada INILAH.COM, di Jakarta, Minggu (1/5).

Pada perdagangan Jumat (29/4) saham PTBA melemah Rp100 (0,44%) menjadi Rp22.300 dibandingkan harga sebelumnya di level Rp22.400. Harga intraday tertingginya mencapai Rp22.600 dan terendah Rp22.250. Volume transaksi mencapai 2,9 juta unit saham senilai Rp65,8 miliar dan frekuensi 571 kali.

Diberitakan, PT Bukit Asam berhasil membukukan laba Rp760,32 miliar pada kuartal I/2011, naik dua kali lipat dari periode yang sama tahun lalu Rp373,03 miliar. Kenaikan laba ini diiringi peningkatan penjualan serta turunnya beban pokok. Penjualan kuartal I/2011 dilaporkan Rp2,31 triliun, naik sekitar 30% dibanding tahun lalu Rp1,78 triliun.

Satrio mengungkapkan, kinerja sektor saham pertambangan secara umum kurang positif. Kondisi itu bisa dilihat dari PT Antam (ANTM) yang merilis kinerja di kuartal I/2011 tidak terlalu menggembirakan. “Karena itu, ekspektasi atas kinerja saham tambang yang lain pun jadi negatif,” ungkap Satrio.

Pasar mencermati kenaikan harga minyak mentah dunia yang terjadi dalam beberapa pekan terakhir. Saat ini, harga minyak mentah dunia berada di level US$113,73 per barel. Sebab, komponen Bahan Bakar Minyak (BBM) emiten-emiten pertambangan sangat besar. “Sehinngga biaya produksinya juga ikut naik,” ucap Satrio.

Karena itu, lanjutnya, dengan dirilisnya laba bersih ANTM yang negatif, pelaku pasar seakan mendapat peringatan untuk keselurahan saham-saham pertambangan timah, nikel dan batu bara. “Jangan-jangan, laba mereka akan tertekan juga,” tuturnya.

Karena itu, dia menegaskan, laju saham PTBA masih varitif (mixed). Artinya, belum bisa dipastikan apakah melemah atau menguat. Pasar juga ingin melihat bagaimana pergerakan bursa regional.

Di atas semua itu, Satrio merekomendasikan hold saham PTBA. Jika investor berniat untuk beli, bisa di bawah level Rp22.000. Tapi masih ada potensi koreksi sehingga lebih baik beli di level Rp21.300.

Dia, tidak merekomendasikan cut loss, sebab pergerakan market masih dalam tren bullish. “Pelaku pasar ada sinyal keluar dari market jika IHSG turun di bawah 3.789 dalam beberapa waktu mendatang,” imbuhnya. [mdr]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar