Senin, 28 November 2011

Aksi Beli Selektif Angkat IHSG 9 Poin

Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil ditutup di zona hijau dengan penguatan tipis 9 poin setelah terkapar di teritori negatif hampir sepanjang perdagangan. Secara teknikal, posisi indeks memang sudah jenuh jual sehingga memicu aksi beli selektif.

Sementara nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) ditutup menguat di posisi Rp 9.200 per dolar AS dibandingkan penutupan perdagangan Jumat akhir pekan lalu di posisi Rp 9.250 per dolar AS

Membuka perdagangan awal pekan, IHSG menguat 28,027 poin (0,77%) ke level 3.665,219 terbantu sentimen positif dari bursa-bursa Asia. Sudah waktunya indeks rebound karena posisinya secara teknikal sudah oversold.

Indeks langsung melesat ke posisi tertingginya di 3.674,404 atas aksi beli selektif di awal perdagangan. Sayangnya, posisi tinggi itu dimanfaatkan investor mengambil untung menutupi kerugian yang didapat sepanjang pekan lalu.

Pada penutupan perdagangan sesi I, IHSG melemah tipis 11,520 poin (0,32%) ke level 3.625,672. Bursa regional menyambut baik rencana IMF untuk mengucurkan bantuan dana ke Italia.

Sayangnya berita tersebut dibantah oleh IMF. Kata juru bicara IMF, lembaga keuangan internasional itu tidak sedang dalam diskusi untuk memberikan pinjaman ke negeri pizza tersebut. Indeks pun makin betah berada di zona merah.

Aksi beli jelang penutupan yang akhirnya menyelamatkan indeks dari jeratan jaring negatif. Tak lama sebelum penutupan, indeks berhasil naik ke zona hijau.

Menutup perdagangan, Senin (28/11/2011), IHSG naik tipis 9,857 poin (0,27%) ke level 3.647,049. Sementara Indeks LQ 45 menguat tipis 1,716 poin (0,26%) ke level 643,145.

Saham-saham berbasis aneka industri berandil besar dalam penguatan bursa kali ini, diikuti saham konsumer dan agrikultur. Empat sektor masih melemah, yaitu tambang, industri dasar, properti dan finansial.

Para pelaku pasar masih menanti kabar mengenai penyelesaian krisis utang Eropa. Selama masalah utang masih merajalela di Eropa, investor tidak akan nyaman bertransaksi.

Investor asing masih terus 'kabur' dari lantai bursa, nilainya yang dibawa lari semakin sore semakin tinggi. Transaksi investor asing tercatat melakukan penjualan bersih (foreign net sell) senilai Rp 556,287 miliar di seluruh pasar.

Perdagangan hari ini berjalan moderat dengan frekuensi transaksi mencapai 94.762 kali pada volume 2,617 miliar lembar saham senilai Rp 3,811triliun. Sebanyak 111 saham naik, sisanya 96 saham turun, dan 97 saham stagnan.

Atas posisi yang sudah sangat rendah sepanjang pekan lalu, kini bursa-bursa saham di Asia berhasil rebound dengan poin yang cukup signifikan. Indeks pun baru bisa mengejar di penghujung perdagangan.

Berikut situasi dan kondisi bursa-bursa di regional sore ini:
  • Indeks Komposit Shanghai naik tipis 2,81 poin (0,12%) ke level 2.383,03.
  • Indeks Hang Seng melonjak 348,33 poin (1,97%) ke level 18.037,81.
  • Indeks Nikkei 225 menanjak 127,48 poin (1,56%) ke level 8.287,49.
  • Indeks Straits Times menguat 40,14 poin (1,52%) ke level 2.684,07.

Saham-saham yang naik signifikan dan masuk dalam jajaran top gainers diantaranya Gudang Garam (GGRM) naik Rp 1.550 ke Rp 61.550, Astra Internasional (ASII) naik Rp 1.050 ke Rp 69.150, Indomobil (IMAS) naik Rp 850 ke Rp 13.050, dan Astra Agro (AALI) naik Rp 300 ke Rp 20.900.

Sementara saham-saham yang turun cukup dalam dan masuk dalam kategori top losers antara lain Indo Tambangraya (ITMG) turun Rp 900 ke Rp 37.800, Roda Vivatex (RDTX) turun Rp 825 ke Rp 2.700, Harum Energy (HRUM) turun Rp 400 ke Rp 6.950, dan Nipress (NIPS) turun Rp 300 ke Rp 3.500.

(ang/qom)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar