Senin, 28 November 2011

Morgan Stanley Pangkas Proyeksi Ekonomi Global

Medium
INILAH.COM, Jakarta - Ketidakpastian yang terus-menerus atas masalah utang di Eropa dan Amerika Serikat telah meningkatkan risiko downside pertumbuhan global, menurut Morgan Stanley.

CNBC nelaporkan Bank menurunkan forecast untuk pertumbuhan ekonomi global tahun depan menjadi 3,5 persen dari 3,8 persen, hanya tiga setengah bulan setelah Bank memangkas prediksi dari 4,5 persen.

"Tim ekonomi di Eropa sekarang memperkirakan resesi di Eropa sementara ekonomi AS memperkirakan akan terus tumbuh di bawah pergerakannya," kata Morgan Stanley.

Morga juga memotong estimasi 2012 pertumbuhan untuk kawasan Asia di luar Jepang menjadi 6,9 persen dari 7,3 persen. "Sejak kami mendowngrade outlook di Agustus 2011, kami telah terus-menerus khawatir tentang risiko peningkatan downside pertumbuhan. Dalam kondisi seperti itu, bukti pelemahan permintaan domestik, lingkungan eksternal di Eropa telah membuat kita lebih peduli dengan outlook pertumbuhan wilayah," ujar ekonom di Morgan Stanley dalam catatan risetnya, Senin (28/11).

Morgan Stanley tidak sendirian dalam pandangan yang bearish. Goldman Sachs memperingatkan pada hari Jumat bahwa masalah pendanaan sektor publik Eropa mulai perbelanjaannya ke rumah tangga dan kredit korporat, mengubah resesi moderat bank yang diperkirakan lebih berat dari resesi global 2008/09.

Bahkan menurut Morgan Stanley, Asia yang sejauh ini lolos dari kelesuan ekonomi global ini cenderung menjadi terseret. Bank mencatat bahwa daerah dalam perdagangan dan hubungan keuangan dengan seluruh dunia membuatnya rentan terhadap guncangan yang mendalam dalam ekonomi global. "Prospek pengetatan fiskal lebih lanjut dan permintaan domestik yang lemah di Eropa akan menerjemahkan ke dalam pertumbuhan permintaan eksternal yang lebih lemah untuk wilayah zona euro," katanya.

"Perlambatan dalam permintaan final negara berkembang kemungkinan akan dikuatkan pada wilayah jaringan produksi lintas batas, mengarah kepada suatu perlambatan yang signifikan dalam pertumbuhan ekspor di seluruh wilayah pada tahun 2012."

Morgan Stanley mencatat ini sudah mulai terjadi. Ekspor Asia, yang telah datar secara terus-menerus sejak Maret 2011, juga telah mulai menurun secara bertahap dalam dua bulan terakhir.'

Indikator domestik Asia, seperti otomotif, ritel dan penjualan properti serta kegiatan manufaktur (PMI) juga menunjuk ke perlambatan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar