Rabu, 16 November 2011

Manfaatkan momentum dengan mengerek produksi

Manfaatkan momentum dengan mengerek produksi
JAKARTA. PT Indo Tambangraya Megah Tbk merupakan salah satu emiten yang mampu mencatatkan kinerja kinclong selama sembilan bulan pertama tahun ini. Emiten berkode saham ITMG itu mencetak pertumbuhan pendapatan 35,3% dibanding periode sama 2010 menjadi US$ 1,6 miliar. Sementara laba bersihnya juga terdongkrak naik 94,3% menjadi US$ 361,2 juta.

Menurut Bagus Hananto, analis Onix Capital, ITMG bisa meraih kinerja tersebut berkat kenaikan volume penjualan dan harga jual rata-rata (ASP). Hingga kuartal III 2011, perusahaan tersebut mampu menjual 17,6 juta ton batubara dengan ASP US$ 94,6 per ton.

Bandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, ITMG menjual 16,4 juta ton batubara dengan ASP US$ 73,9 per ton. "Otomatis pendapatan jadi terkatrol naik," imbuhnya. Kenaikan harga jual itu juga menutup pembengkakan ongkos produksi.

Asal tahu saja, produksi batubara ITMG di kuartal III mencapai 6,8 juta ton. Ini merupakan volume tertinggi sepanjang tahun ini. Sementara total volume produksi Januari - September 2011 mencapai 17,8 juta ton batubara.

Robby Hafil, analis Sucorinvest Central Gani, yakin Indo Tambangraya mampu memenuhi target yang dibuat manajemen, yaitu memproduksi 25 juta ton selama 2011. Menurut dia ada sejumlah faktor yang dapat mendorong peningkatan produksi. Yaitu penambahan peralatan, penyelesaian instalasi enam conveyor di tambang Indominco, dan peningkatan kapasitas di tambang Jurong.

Produksi batubara ITMG diperkirakan masih akan terus meningkat. Perusahaan ini akan mendapat tambahan produksi dari dua tambang baru di Tandung Mayang dan Bharinto di Kalimantan.

Tandung Mayang dan Bharinto masing-masing memiliki cadangan batubara sebesar 10 juta ton dan 45,5 juta ton. Keduanya memiliki kandungan batubara kalori tinggi, sekitar 6.600-6.800 kilokalori (kkal).

Prospek cerah

Menurut hitungan Robby, cadangan batubara ITMG hanya cukup untuk 13 tahun. Jadi, perusahaan tersebut perlu melakukan akuisisi tambang baru agar pertumbuhan kinerja tetap terjaga.

Sejatinya, kondisi keuangan ITMG memungkinkan untuk melakukan ekspansi. Dalam catatan Syaiful Adrian, analis Ciptadana Securities, kas ITMG hingga kuartal III 2011 mencapai US$ 579 juta. Kondisi keuangan yang relatif sehat karena bersih dari utang.

Syaiful menilai, dengan kondisi kas yang baik serta bebas dari utang merupakan kelebihan ITMG untuk mengakuisisi tambang baru. "Hanya, hingga saat ini belum ada keterangan lebih lanjut soal rencana akuisisi tersebut," tandasnya.

Melihat kinerja dan prospek tersebut, ketiga analis merekomendasikan beli saham ITMG. Syaiful memasang target harga Rp 59.000, yang mencerminkan potensi kenaikan 36% dari harga saat ini.

Robby memperkirakan volume penjualan dan harga batubara cenderung stabil. Laba bersih ITMG berpeluang tumbuh rata-rata 13% selama tiga tahun mendatang. Dia mematok target harga Rp 49.650 per saham. Bagus memasang target harga Rp 53.500 per saham. Kemarin, harga saham ITMG melorot 1,12% menjadi Rp 44.250 per saham.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar