Rabu, 16 November 2011

Perusahaan keuangan membanjiri pasar obligasi

JAKARTA. Perusahaan jasa keuangan mendominasi penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Analis memprediksi, dominasi serupa juga akan berlanjut tahun depan.

Kabar terbaru, PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk siap menerbitkan obligasi berkelanjutan senilai total Rp 6 triliun. Di tahap pertama, anak usaha Bank Danamon ini mengharapkan menghimpun dana maksimal Rp 2 triliun.

Kepastian Adira merilis obligasi semakin mengukuhkan dominasi perusahaan finansial di pasar obligasi korporasi. Data Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan menunjukkan, selama Januari-September 2011, perusahaan yang telah mengantongi pernyataan efektif Bapepam untuk merilis obligasi sebanyak 27 perusahaan senilai total Rp 29,41 triliun.

Data itu belum termasuk obligasi Adira, Clipan Finance, Bank Himpunan Saudara dan Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI). Clipan dan Bank Saudara bermaksud merilis obligasi masing-masing Rp 500 miliar dan Rp 200 miliar. Adapun LPEI siap menjual surat utang maksimal Rp 10,5 triliun. Di tahap pertama, LPEI akan merilis obligasi Rp 2,5 triliun.

Pembiayaan utang

Dus, hingga kini ada 31 perusahaan yang telah dan akan melepas obligasi sepanjang 2011 senilai total Rp 34,61 triliun. Dari jumlah itu, hanya dua emiten yang berasal dari luar sektor keuangan, yakni Fast Food Food Indonesia dan Agung Podomoro Land. Jadi, 29 emiten lain adalah perusahaan keuangan, seperti perusahaan pembiayaan, perbankan dan sekuritas.

I Made Adi saputra, analis obligasi NC Securities, menduga penerbitan obligasi korporasi tahun depan masih didominasi perusahaan finansial. Pasalnya, sebagian besar obligasi milik perusahaan keuangan atau finansial itu jatuh tempo pada 2012.

Nah, mereka akan merilis lagi obligasi untuk pembiayaan kembali utangnya (refinancing). Total obligasi korporasi yang jatuh tempo 2012 mencapai Rp 16 triliun. "Lebih dari Rp 10 triliun adalah obligasi sektor keuangan," ujar Made kepada KONTAN.

Jadi penerbitan obligasi korporasi di tahun depan akan semakin ramai. Satu pemicunya adalah penurunan BI rate menjadi 6%. Kondisi ini turut mengerek penurunan imbal hasil surat utang negara yang menjadi acuannya. "Biaya dana jadi lebih rendah sehingga emiten banyak menerbitkan obligasi," ujar Made.

Minat investor asing terhadap obligasi korporasi juga kian tinggi. Ini sejalan proyeksi Indonesia masuk predikat investment grade.

Yuniar Restanto, Associate Director Standard Chartered Securities Indonesia, menyebutkan, pihaknya telah mendapat order menjadi penjamin emisi obligasi dua perusahaan multifinance di kuartal pertama 2012 senilai total Rp 4 triliun. "Tren penerbitan obligasi masih bagus karena suku bunga di level rendah. Jika bunganya rendah, pemodal akan meningkatkan investasinya di obligasi," imbuhnya.

Karman Pamurahardjo, Direktur Trimegah Securities, menduga, penerbitan obligasi multifinance bisa lebih dari Rp 10 triliun. "Yang refinancing saja Rp 10 triliun, apalagi penerbitan baru," ujarnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar