Rabu, 16 November 2011

Naik Tipis, IHSG Menguat Sendirian di Asia

Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil menguat super tipis setelah adanya aksi saham-saham berbasis aneka industri di penghujung perdagangan. Indeks menjadi satu-satunya yang 'hijau' di Asia.

Sementara nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) ditutup melemah di posisi Rp 9.030 per dolar AS dibaningkan penutupan perdagangan kemarin di Rp 9.020 per dolar AS.

Membuka perdagangan pagi ini, IHSG menipis 3,017 poin (0,08%) ke level 3.810,825 terkena imbas lesunya bursa-bursa utama di dunia. Investor masih terus menanti perkembangan krisis Eropa sebelum memutuskan berinvestasi.

Koreksi langsung terjadi sejak dibukanya perdagangan, aksi jual saham mengalir deras sehingga membuat indeks terpuruk di zona merah.

Pada penutupan perdagangan sesi I, IHSG melemah 31,726 poin (0,83%) ke level 3.782,116 akibat tekanan jual di saham-saham bluechip berbasis tambang dan bank. Minimnya sentimen positif membuat investor menjadi tidak pede berinvestasi.

Setelah singgah di posisi terendahnya hari ini di 3.768,526, indeks langsung mengurangi koreksinya secara perlahan. Alhasil, melambatnya pelemahan ini berujung ke berhasilnya IHSG kembali ke zona hijau.

Menutup perdagangan, Rabu (16/11/2011), IHSG naik super tipis 0,248 poin (0,01%) ke level 3.814,090. Indeks LQ 45 0,330 menguat tipis 0,330 poin (0,04%) ke level 678,516.

Aksi beli di saham-saham berbasis industri dasar, yang kebanyakan saham-saham lapis dua, berhasil mengantarkan indeks kembali ke teritori positif. Saham-saham lain yang sudah terdiskon tinggi ikut menjadi incaran.

Suasana perdagangan belum terlalu bergairah, investor masih mencermati perkembangan krisis utang di zona Eropa. Saat ini, para pemimpin Eropa masih bekerja keras untuk menghasilkan kebijakan baru untuk keluar dari masa krisis.

Nilai transaksi di lantai bursa melonjak karena ada penjualan saham PT Media Nusantara Citra Tbk (MNCN) oleh investor asing senilai Rp 490 miliar di pasar negosiasi. Transaksi difasilitasi oleh broker BNP Paribas (BW) dan MNC Securities (EP).

Perdagangan hari ini berjalan sepi dengan frekuensi transaksi mencapai 110.658 kali pada volume 4,643 miliar lembar saham senilai Rp 3,598 triliun. Sebanyak 81 saham naik, sisanya 133 saham turun, dan 95 saham stagnan.

Transaksi asing tercatat melakukan penjualan bersih (foreign net sell) senilai Rp 132,427 miliar di pasar reguler. Sebanyak Rp 490 miliar merupakan penjualan MNCN di pasar negosiasi.

Bursa-bursa di regional semakin terpuruk akibat tekanan jual yang makin marak terjadi. Koreksi yang cukup tinggi terjadi di bursa saham China dan Hong Kong.

Berikut situasi dan kondisi bursa-bursa di Asia sore ini:
  • Indeks Komposit Shanghai anjlok 62,80 poin (2,48%) ke level 2.466,96.
  • Indeks Hang Seng jatuh 387,54 poin (2,00%) ke level 18.960,90.
  • Indeks Nikkei 225 melemah 78,77 poin (0,92%) ke level 8.463,16.
  • Indeks Straits Times turun 14,70 poin (0,52%) ke level 2.796,88.

Saham-saham yang naik signifikan dan masuk dalam jajaran top gainers diantaranya Surya Toto (TOTO) naik Rp 1.000 ke Rp 47.000, Surya Citra (SCMA) naik Rp 500 ke Rp 7.500, Gudang Garam (GGRM) naik Rp 450 ke Rp 62.450, dan Multi Prima (LPIN) naik Rp 375 ke Rp 2.675.

Sementara saham-saham yang turun cukup dalam dan masuk dalam kategori top losers antara lain Dian Swastatika (DSSA) turun Rp 1.000 ke Rp 15.900, Roda Vivatex (RDTX) turun Rp 575 ke Rp 3.525, Indo Tambangraya (ITMG) turun Rp 350 ke Rp 43.900, dan Mayora (MYOR) turun Rp 350 ke Rp 13.650.

(ang/qom)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar