Rabu, 11 Januari 2012

BI Rate Turun 50 Basis Pon, Market Pede

INILAH.COM, Jakarta – Jika BI rate dipangkas 25 basis poin, indeks cenderung dilanda profit taking. Sebab, angka itu sesuai ekspektasi. Jika turun 50 basis poin, IHSG bakal melaju hingga akhir pekan.

Vice President dan Senior Technical Analyst PT Samuel Securities Muhammad Alfatih mengatakan, jika penurunan BI rate sebesar 50 basis poin ke level 5,5% pada Kamis (12/1), IHSG diprediksi bisa terus melanjutkan penguatannya ke level-level resistance 4.050-4.110. Jika ini yang terjadi, cukup membuat pasar percaya diri untuk tetap dalam posisi hold.

Pasalnya, indeks berpeluang menguat hingga Jumat (13/1), akhir pekan ini. Tapi, jika BI rate hanya dipangkas 25 basis poin, setelah indeks mencapai 4.000 bersiaplah profit taking. “Meski begitu, situasi krisis Eropa dan nilai tukar rupiah tetap harus dicermati. Sebab, bagaimanapun kedua faktor itu akan mempengaruhi pola-pola pergerakan IHSG,” katanya kepada INILAH.COM.

Pada perdagangan Selasa (10/1), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG ) ditutup menguat 49,77 poin (1,28%) ke level 3.938,842 dengan intraday tertinggi 3.941,311 dan terendah 3.886,87. Begitu juga indeks saham unggulan LQ45 yang naik 9,71 poin (1,41%) ke angka 697,51. Berikut ini wawancara lengkapnya:

IHSG menguat 1,28% ke level 3.938,84. Bagaimana Anda melihat arah market berikutnya?
Rabu (11/1) ini berpotensi menguat. Salah satunya masih dipicu oleh data-data ekonomi AS dan laporan keuangan di Wall Street yang positif. Karena itu, hingga kemarin, market regional termasuk IHSG merespon positif. Pasar sekrang tinggal mencermati perkembangan dari krisis utang di Eropa. Tapi, meski ada kecenderungan volatile, IHSG Rabu ini cenderung menguat.

Level support dan resistance-nya?
Saya perkirakan, market kita memiliki support di level 3.900 dan resistance 4.050, lalu resistance kedua di level 4.110.

Bagaimana dengan sentiment dalam negeri?
Ya. Penguatan indeks, juga terutama karena sentiment positif dari ekspektasi pasar soal penurunan BI rate sebesar 25 basis poin ke level 5,75% pada Kamis (12/1), besok. Jadi, faktor BI rate juga menentukan pergerakan IHSG selain faktor-faktor regional.

Karena itu, sektor saham yang sensitif terhadap suku bunga itulah yang akan mengalami pergerakan berarti seperti perbankan, konsumsi, properti, semen dan otomotif. Tapi, untuk otomotif perlu dicermati juga karena harga sahamnya saat ini, seperti PT Astra Internasional (ASII) sudah cukup tinggi. Jika kondisi bursa regional positif, pemangkasan suku bunga itu akan terus mendorong penguatan indeks domestik.

Krisis utang Eropa bagaimana?
Dengan posisi bursa regional yang positif pada Selasa (10/1), memang bobot sentimen negatif dari Eropa berkurang. Tapi, tidak dipungkiri, laju IHSG akan tetap terpengaruh oleh perkembangan krisis utang di Eropa bahkan hingga dua kuartal ke depan. Sebab, jalan keluar bagi krisis utang Eropa tidaklah mudah apalagi dalam jangka pendek.

Kalau begitu, bagaimana strategi trading-nya?
IHSG berpeluang melanjutkan penguatannya Rabu ini. Saat pengumuman BI rate besok, pelaku pasar harus siap-siap untuk merealisasikan keuntungan jangka pendek. Sebab, konsensus mengatakan, BI rate berpeluang turun 25 basis poin. Jika itu yang terjadi, market akan kembali bergerak mendatar. Sebab, angka pemangkasan BI rate tersebut sesuai dengan ekspektasi sehingga pasar cenderung profit taking.

Bagaimana jika BI rate secara tak terduga dipangkas 50 basis poin?
Jika penurunan BI rate sebesar 50 basis poin ke level 5,5%, IHSG bisa terus melanjutkan penguatannya ke level-level resistance tadi. Jika ini yang terjadi, cukup membuat pasar percaya diri untuk tetap dalam posisi hold. Sebab, indeks berpeluang menguat hingga Jumat (13/1). Tapi, jika BI rate hanya dipangkas 25 basis poin, setelah indeks mencapai 4.000 bersiaplah profit taking.

Meski begitu, situasi krisis Eropa dan nilai tukar rupiah tetap harus dicermati. Sebab, bagaimanapun kedua faktor itu akan mempengaruhi pola-pola pergerakan IHSG.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar