Rabu, 11 Januari 2012

BI Rate Turun, Pilih Saham Sensitif Suku Bunga!

INILAH.COM, Jakarta – IHSG Rabu (11/1) diprediksi naik seiring positifnya kinerja keuangan emiten di AS dan ekspektasi penurunan BI rate. Saham sensitif suku bunga dapat rekomendasi positif.

Pada perdagangan Selasa (10/1), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG ) ditutup menguat 49,77 poin (1,28%) ke level 3.938,842 dengan intraday tertinggi 3.941,311 dan terendah 3.886,87. Begitu juga indeks saham unggulan LQ45 yang naik 9,71 poin (1,41%) ke angka 697,51.

Vice President dan Senior Technical Analyst PT Samuel Securities Muhammad Al Fatih mengatakan, potensi penguatan indeks saham domestik hari ini salah satunya masih dipicu oleh data-data ekonomi AS dan laporan keuangan di Wall Street yang positif. “Saya perkirakan, market kita memiliki support di level 3.900 dan resistance 4.050, lalu resistance kedua di level 4.110,” katanya kepada INILAH.COM, di Jakarta, Selasa (10/1) malam.

Karena itu, lanjutnya, hingga kemarin, market regional termasuk IHSG merespon positif. Pasar sekrang tinggal mencermati perkembangan dari krisis utang di Eropa. “Tapi, meski ada kecenderungan volatile, IHSG Rabu (11/1) ini cenderung menguat,” ujarnya.

Penguatan indeks, juga terutama karena sentiment positif dari ekspektasi pasar soal penurunan BI rate sebesar 25 basis poin ke level 5,75% pada Kamis (12/1), besok. “Jadi, faktor BI rate juga menentukan pergerakan IHSG selain faktor-faktor regional,” timpal Alfatih.

Karena itu, lanjutnya, sektor saham yang sensitif terhadap suku bunga itulah yang akan mengalami pergerakan berarti seperti perbankan, konsumsi, properti, semen dan otomotif. “Tapi, untuk otomotif perlu dicermati juga karena harga sahamnya saat ini, seperti PT Astra Internasional (ASII) sudah cukup tinggi,” tandas dia.

Menurutnya, jika kondisi bursa regional positif, pemangkasan suku bunga itu akan terus mendorong penguatan indeks domestik. “Dengan posisi bursa regional yang positif pada Selasa (10/1) memang bobot sentimen negatif dari Eropa berkurang,” tuturnya.

Namun demikian, Alfatih tidak memungkiri, laju IHSG akan tetap terpengaruh oleh perkembangan krisis utang di Eropa hingga dua kuartal ke depan. “Sebab, jalan keluar bagi krisis utang Eropa tidaklah mudah apalagi dalam jangka pendek,” ucap Alfatih.

Karena itu, meski IHSG berpeluang melanjutkan penguatannya Rabu ini, saat pengumuman BI rate, menurutnya, pelaku pasar harus siap-siap untuk merealisasikan keuntungan jangka pendek. “Sebab, konsensus mengatakan, BI rate berpeluang turun 25 basis poin,” paparnya.

Jika itu yang terjadi, kata dia, market akan kembali bergerak mendatar. Sebab, angka pemangkasan BI rate tersebut sesuai dengan ekspektasi sehingga pasar cenderung profit taking. “Tapi, jika penurunan BI rate sebesar 50 basis poin ke level 5,5%, IHSG bisa terus melanjutkan penguatannya ke level-level resistance tadi,” ungkap dia.

Jika ini yang terjadi, cukup membuat pasar percaya diri untuk tetap dalam posisi hold. Sebab, indeks berpeluang menguat hingga Jumat (13/1). Tapi, jika BI rate hanya dipangkas 25 basis poin, setelah indeks mencapai 4.000 bersiaplah profit taking.

Di atas semua itu, Alfatih mengingatkan, situasi krisis Eropa dan nilai tukar rupiah tetap harus dicermati. “Sebab, bagaimanapun kedua faktor itu akan mempengaruhi pola-pola pergerakan IHSG,” imbuhnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar