Rabu, 25 Januari 2012

Fokus Yunani dan FOMC, Rupiah Konsolidasi

Headline
INILAH.COM, Jakarta - Kurs rupiah di pasar spot valas antar bank Jakarta, Rabu (25/1) diprediksi konsolidasi. Pasar fokus dua hal: negosiasi Athena dengan kreditor swasta dan hasil FOMC The Fed.

Analis senior Monex Investindo Futures Zulfirman Basir mengatakan, potensi konsolidasinya rupiah hari ini salah satunya dipicu fokus pasar pada negosiasi yield obligasi yang nilainya di-haircut 50% antara kreditor swasta dengan pemerintah Yunani setelah Uni Eropa tidak menyetujui yield yang diinginkan kreditor swasta sebesar 8%.

Sementara itu, Uni Eropa sendiri menginginkan 3,5% seperti yang diinginkan Yunani. "Karena itu, rupiah cenderung konsolidasi dalam kisaran 8.950-9.050 per dolar AS,” katanya kepada INILAH.COM.

Level 3,5%, kata Firman, karena Yunani belakangan masih dalam situasi resesi sehingga kemungkinan tidak punya dana dalam beberapa tahun mendatang. "Jika tidak ada kesepakatan, ancaman default utang negeri Para Dewa itu semakin besar sehingga jadi tekanan bagi euro dan berpengaruh negatif bagi rupiah," ujarnya.

Tapi, lanjutnya, rupiah tidak akan banyak mengalami pergerakan. Pasalnya, di lain pihak, investor juga tidak akan mendorong penguatan dolar AS yang terlampau signifikan.

"Mengingat pasar masih menunggu hasil pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) yang berlangsung dua hari dan sudah dimulai semalam," ucapnya.

Kemungkinan, menurut Firman, The Fed tidak akan mengubah kebijakannya dan bank sentral AS itu akan sedikit hati-hati. "Dalam pertemuan FOMC sebelumnya, menunjukkan bahwa bank sentral AS akan merilis forecast suku bunga acuan dari masing-masing petinggi The Fed," imbuhnya.

Artinya, Firman menegaskan, hasil pertemuan The Fed yang akan diketahui pasar besok pagi, dapat menunjukkan bagaimana persepsi masing-masing petinggi bank sentral terhadap komitmen kebijakan suku bunga rendah hingga pertengahan 2013.

Tentu saja, ada sebagian petinggi The Fed yang menginginkan kenaikan suku bunga lebih awal atau komitmen suku bunga rendah hingga 2013-nya dicabut. "Memang banyak skenario. Tapi, itu akan menjadi indikasi persepsi kapan The Fed akan menaikkan suku bunga mengingat ekonomi AS juga sudah cukup pulih," imbuhnya.

Asal tahu saja, kurs rupiah di pasar spot valas antar bank Jakarta, Selasa (24/1) ditutup melemah 60 poin (0,67%) ke level 9.000/9.005 per dolar AS.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar