Senin, 02 Januari 2012

IHSG Konsolidasi, Cermati Batu Bara, Semen & Bank

INILAH.COM, Jakarta – Selama indeks Dow Jones belum tembus 12.303, laju IHSG diprediksi bakal konsolidasi. Cermati saham berpotensi naik signifikan di sektor batu bara, semen, dan perbankan.

Pada perdagangan Jumat (30/12), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG ) ditutup menguat 13,22 poin (0,35%) ke level 3.821,992 dengan intraday tertinggi 3.825,963 dan terendah 3.805.079. Begitu juga indeks saham unggulan LQ45 yang naik 2,40 poin (0,36%) ke angka 673,506.

Dengan demikian, sepanjang2011 ini, IHSG hanya menguat 118,48 poin(3,19%) dari penutupan 2010 pada level 3.703,512 ke posisi 3.821,992, tutup tahun 2011.

Kepala Riset PT Universal Broker Indonesia Satrio Utomo mengatakan, setelah tembus resistance 3.811, paling tidak IHSG sudah menutup 2011 dengan harapan. Memang masih ada dua resistance yang harus ditembus yakni 3.825 dan 3.875. “Tapi, setelah resistance 3.811 ditembus, pasar punya harapan pada trend line indeks berikutnya,” katanya kepada INILAH.COM.

Sayangnya, Dow Jones akhir pekan lalu, malah terkoreksi 69,48 poin (0,57%) ke level 12.217. Menurutnya, selama Dow Jones tidak menembus resistance 12.303, IHSG cenderung konsolidasi dalam kisaran support 3.600-3.625 dan resistance 3.800-3.875. “Resistance terdekat saat ini adalah 3.825 sebelum penembusan resistance kedua 3.875,” ujarnya.

Padahal, menurutnya, jika Dow Jones akhir pekan lalu, bisa menembus resistance 12.303, secara teknikal, IHSG tinggal menunggu penembusan resistance 3.875. Jika resistance tersebut ditembus, hopefully IHSG memiliki tren naik hingga 4.000-4.050. “Level ini berpeluang tercapai dalam jangka pendek. Semoga saja pada Januari 2012,” ujarnya.

Tapi, selama level resistance tersebut belum ditembus, seiring penyelesaian krisis utang Uni Eropa yang belum jernih, laju IHSG tidak akan mengalami pergerakan yang berarti. “Laju IHSG masih akan variatif,” ujarnya. “Semuanya, sangat tergantung pada krisis Eropa.”

Di atas semua itu, Satrio merekomendasikan positif saham-saham yang potensi kenaikannya signifikan di sektor pertambangan batu bara, semen, dan perbankan. Spesifik saham pilihannya di sektor pertambangan batu bara adalah PT United Tractor (UNTR) dan PT Indo Tambang Raya (ITMG).

Begitu juga dengan saham sektor semen seperti PT Indocement Tunggal Prakasa (INTP), PT Semen Gresik (SMGR). Lalu, saham-saham yang masih ditunggu memecahkan level terbarunya adalah perbankan seperti PT Bank Rakyat Indonesia (BBRI) dan PT Bank Mandiri (BMRI).

Namun demikian, Satrio mewanti-wanti pelaku pasar untuk tidak ‘menabrak’ saham-saham tersebut secara langsung. Menurut dia, strategi tradingnya, investor atau pelaku pasar harus melihat kondisi pergerakan bursa pada awal Januari ini.

Menurutnya, jika justru mengalami penurunan, pasar harus menunggu IHSG di bawah 3.700 untuk mulai belanja. “Tapi, jika resistance 3.875 yang ditembus, tak masalah belanja saham-saham tersebut sekarang,” timpal Satrio.

Namun demikian, yang perlu diingat juga, kata dia, pada 2012, saham-saham lapis kedua dan ketiga, masih berpeluang mewarnai pasar. Pasalnya, investor asing tampak masih ragu-ragu. “Mereka sangat berhati-hati dalam berinvetasi,” tuturnya.

Karena itu, kata Satrio, hanya pemodal lokal yang berperan dalam pergerakan IHSG. Investor lokal itulah merupakan raja saham-saham second-third liner. “Karena itu, bisa jadi saham-saham dalam kategori itulah yang mengalami pergerakan yang berarti,” imbuhnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar