Jumat, 10 Februari 2012

Banyak Katalis Pelemahan Rupiah

Headline
INILAH.COM, Jakarta - Kurs rupiah di pasar spot valas antar bank Jakarta, Jumat (10/2) diprediksi melemah. BI Rate, Yunani, Bank of England dan European Central Bank jadi katalisnya.

Analis senior Monex Investindo Futures Zulfirman Basir mengatakan, potensi pelemahan rupiah hari ini salah satunya masih dipicu oleh dampak dari Bank Indonesia yang menurunkan BI Rate sebesar 25 basis poin (0,25%) ke level 5,75% kemarin.

Menurutnya, BI Rate diturunkan karena BI preventif seiring tidak pastinya kondisi eksternal seiring krisis Eropa. "Karena itu, rupiah cenderung melemah tipis dalam kisaran 8.910-8.980 per dolar AS,” katanya kepada INILAH.COM.

Selain itu, penurunan BI rate juga sebagai antisipasi atas peluang perlambatan ekonomi terutama setelah data ekspor Indonesia awal bulan lalu sedikit melambat. "Di sisi lain, penyaluran kredit yang diprediksi naik juga melambat," ujarnya.

Tapi, kata Fimarn, pergerakan rupiah akan terbatas. Sebab, bagaimanapun pasar akan fokus pada Yunani. "Investor domestik masih menunggu kepastian bailout Yunani," imbuhnya.

Menurutnya, Yunani harus melakukan negosiasi ulang dengan pimpinan partai politiknya sehingga mencapai target pemangkasan anggaran hingga 3,3 miliar euro.

Di sisi lain, semalam ada pertemuan para menteri keuangan zona euro yang akan dicerna pasar. "Selain itu, ada pertemuan Bank of England (BoE) dan European Central Bank (ECB). Dua bank sentral ini sudah diperkirakan menegaskan komitmen moneter longgar sehingga memicu penguatan dolar AS," timpalnya.

Pagi ini juga akan dirilis data neraca perdagangan China yang diprediksi melambat sehingga turut menggerogoti sentimen pada akhir pekan. "Terutama, jika semalam Yunani tidak berhasil dalam negosiasinya," imbuhnya.

Asal tahu saja, kurs rupiah di pasar spot valas antar bank Jakarta, Kamis (9/2) ditutup melemah 70 (0,78%) ke level 8.940-8.950 per dolar AS.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar