Senin, 20 Februari 2012

Rupiah Melaju di Tengah Ketidakpastian Yunani

Headline
INILAH.COM, Jakarta - Kurs rupiah pada kontrak harga emas di London, Senin (20/2) diprediksi menguat. Risk appetite bangkit seiring pinjaman Yunani senilai 14,5 miliar euro untuk utang jatuh tempo 12 Maret.

Analis senior Monex Investindo Futures Albertus Christian mengatakan, awal pekan ini, rupiah berpeluang melanjutkan pemulihannya. Terutama, jika Yunani terhindar dari gagal bayar (default) untuk sementara yang mendongkrak risk appetite (hasrat pasar pada aset-aset berisiko).

Hasrat itu menguat, kata dia, setelah para Menteri Keuangan Uni Eropa berkomitmen memberikan pinjaman sementara pada Yunani sebesar 14,5 miliar euro untuk pembayaran utang yang jatuh tempo pada 12 Maret 2012. "Karena itu, rupiah bisa kembali menguat dengan menguji level support 8.885 dan potensi pelemahan menuju resistance 9.200 per dolar AS," katanya kepada INILAH.COM.

Christian menilai, kisaran tersebut cukup lebar seiring masih banyaknya ketidakpastian dari bailout Yunani. Akibatnya, hasrat pasar pada aset-aset berisiko pun bersifat sementara. "Dolar AS berpotensi kembali menguat seiring masih banyaknya ketidakpastian atas paket penyelematan Yunani senilai 130 miliar euro," ujarnya.

Dia menegaskan, jika pertemuan para Menteri Keuangan Uni Eropa Senin (20/2) ini, tidak mencapai kesepakatan soal bailout, pasar akan menunggu pertemuan G20 pada Jumat (24/2). "Jika hingga akhir pekan ini tak juga ada kejelasan, market akan menunggu bulan April mendatang saat Athena melangsungkan pemilu," timpalnya.

Pada April itu, kata Christian, diterima tidaknya paket bailout akan diserahkan pada rakyat Yunani sekaligus referendum apakah mereka akan bertahan pada zona euro atau tidak. "Artinya, untuk sementara ini bailout 130 miliar euro tidak akan diberikan kecuali hanya pinjaman untuk menutup utang yang jatuh tempo saja," papar Christian.

Karena itu, ia menjelaskan, meski Uni Eropa berkomitmen memberikan pinjaman untuk pembayaran utang Yunani yang jatuh tempo pada 12 Maret 2012, pasar masih melihat ketidakpastian soal bailout 130 miliar euro.

Lalu, setelah berbagai ketidakpastian menguat, dia memperkirakan, akan muncul spekulasi bahwa Yunani akan keluar dari Uni Eropa. "Ini juga sekaligus memperbesar risiko penularan krisis Yunani ke Portugal," tuturnya.

Sebaliknya, jika para menteri keuangan zona euro atau G20 memutuskan bailout akan diberikan pada Yunani, sentimennya akan berubah menjadi positif. "Tapi, kemungkinannya masih kecil ke arah ini. Sebab, Uni Eropa masih kurang yakin jika mereka memberikan dana talangan 130 miliar euro Yunani akan menjalankan syarat-syaratnya," ucapnya.

Pasalnya, Yunani melangsungkan Pemilu pada April dan posisi pemerintahan pun berubah. "Akibatnya, syarat-syarat bailout yang diinginkan Uni Eropa juga bisa dibatalkan," timpalnya.

Sementara itu, jika mencermati regional Asia, sentimen market kurang positif. Sebab, awal pekan ini Jepang akan melaporkan neraca perdagangan selama kuartal IV-2011. "Angkanya sudah diperkirakan negatif," ucap dia.

Neraca perdagangan Jepang diperkirakan turun jadi -0,83 triliun yen pada Januari 2012 dari -0,57 triliun yen pada Desember 2011. Angka ini menunjukkan bahwa ekspor membebani ekonomi Jepang pada kuartal IV-2011. "Kecuali, jika ada pemulihan dari ekspor Jepang, baru akan menunjang penguatan rupiah," imbuhnya.

Asal tahu saja, kurs rupiah pada kontrak harga emas di London, Jumat (17/2) ditutup menguat 60 poin (0,66%) ke level 9.028/9.038 per dolar AS.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar