Senin, 27 Desember 2010

Harga Komoditas Terus Melaju

Date : Dec 27 2010, 09:06
Title : News Story
Header : Harga Komoditas Terus Melaju


Story
=======================================================================================

JAKARTA. ?Harga beberapa komoditas pangan terus meningkat di akhir tahun
ini. Lihat saja harga minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO), jagung dan
beras yang terus menanjak. Contohnya harga CPO untuk pengiriman Maret 2011 di
Chicago Mercantile Exchange, kamis (23/12) kemarin menyentuh US$ 1188,5 per
ton. Harga ini meningkat sekitar 6,68% dari harga 1 Desember 2010 yang mencapai
US$1114 per ton. Level harga ini juga merupakan harga tertinggi sepanjang tahun
2010 ini.
Kenaikan harga CPO di tingkat dunia ini tentu berdampak terhadap harga
minyak goreng. Adiwisoko Kasman, Ketua Umum Asosiasi Minyak Makan Indonesia
menyatakan, lonjakan harga CPO biasanya berdampak terhadap pergerakan harga
minyak goreng. Ia mencontohkan, harga minyak goreng Januari 2011 akan mengacu
pada harga jual CPO Desember ini. Kebetulan Desember ini harga CPO lebih tinggi
dibandingkan bulan lalu. "Karenanya, harga minyak goreng Januari 2011 bisa
mencapai Rp 11.000 per kilogram," tutur Adi kepada KONTAN.
Kenaikan serupa terjadi pula pada harga jagung. Harga jagung di CBOT untuk
pengiriman Maret 2011 menyentuh US$614 per bushels pada Kamis (23/12). Level
harga ini merupakan harga tertinggi jika dibandingkan dengan transaksi
sepanjang tahun 2010 ini. Di awal bulan Desember ini misalnya, harga jagung
masih berada di kisaran US$ 566,25 per bushel. Itu artinya harga jagung naik
hingga 8,43% dari awal bulan Desember ini.
Beberapa waktu lalu, Sekretaris Dewan Jagung Nasional, Maxdeyul Sola,
menyatakan kenaikan harga jagung di penghujung tahun ini tidak bisa
terhindarkan karena timpangnya jumlah produksi dan permintaan. Pada satu sisi,
produksi dunia sedang melorot akibat badai La Nina di Amerika Serikat (AS),
salah satu produsen utama jagung dunia. Pada saat bersamaan, populasi dunia
terus tumbuh sehingga produksi tidak bisa mengimbangi pertumbuhan permintaan.
Akibatnya, "Kenaikan harga tidak bisa dihindarkan karena pasokan dan kebutuhan
tidak seimbang," kata Sola kepada KONTAN.
Harga beras juga diprediksi mengalami gejolak di awal tahun 2011 nanti.
Pemicunya masih seputar cuaca yang menghambat laju produksi. Curah hujan yang
seharusnya rampung triwulan pertama 2010 ternyata terus berlanjut .
Akibatnya, masa tanam dapat terganggu sehingga berdampak terhadap pasokan
beras. Menteri Pertanian, Suswono mengatakan Badan Meteorologi, Klimatologi,
dan Geofisika (BMKG) sebelumnya memperkirakan April lalu curah hujan akan
berhenti. "Tapi ternyata faktanya sekarang hujan masih berjalan," ujar Suswono.
Makanya, pemerintah terus berkoordinasi dengan BMKG sehingga bisa
memperoleh data-data yang akurat mengenai kondisi cuaca tahun depan. Saat ini,
kata Suswono, BMKG telah menyampaikan ramalannya bahwa curah hujan hanya
berlangsung hingga Maret 2011. Untuk mengamankan produksi beras tahun depan,
pemerintah sudah menyiapkan langkah. Yakni, intesifikasi pangan dengan
menggunakan varietas padi yang cocok dengan kondisi lahan yang ada, pembuatan
sawah baru seluas 70 ribu hektar, membangun 5200 embung untuk menampung air
hujan, dan menyiapkan siaga hama dengan melibatkan TNI dan petugas penyuluh
pertanian. "Keempat langkah ini untuk mengamankan pasokan beras selama tahun
2011," ujar Suswono
[ Veri Nurhansyah Tragistina ]

KONTAN Mon, 27 Dec 2010 ( 08:57:46 WIB )


=======================================================================================

Tidak ada komentar:

Posting Komentar