Jumat, 21 Oktober 2011

Trader dan Investor Jangan Ambil Posisi Dulu

INILAH.COM, Jakarta – IHSG dinilai jelas berada dalam tren bearish. Karena itu, risiko koreksi jauh lebih besar dibandingkan potensi naik. Karena itu, trader apalagi investor disarankan, tidak berposisi beli.

Technical analyst dari Jsxpro.com Tommy Yu mengatakan, strategi trading bagi trader saat ini lebih baik menunggu IHSG turun terlebih dahulu. Di level saat ini sangat berat bagi IHSG untuk naik. “Saat ini sell dulu, dan untuk masuk tunggu saat IHSG berada dalam kisaran support 3.500-3.525,” katanya kepada INILAH.COM.

Pada perdagangan Kamis (20/10), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG )ditutup melemah 62,530 poin (1,70%) ke level 3.622,776, dengan intraday terendah di 3.598,76 dan tertinggi di 3.684,84. Demikian pulaindeks saham unggulan LQ45 yang turun 12,739 poin (1,94%) ke level 641,276.Berikut ini wawancara lengkapnya:

IHSG kembali melemah ke level 3.622, bagaimana Anda melihat arah berikutnya?
Kenaikan dan penurunan IHSG saat ini relatif masih sama. Tapi, indeks lebih berpeluang turun dan menguji area support terdekat di level 3.500-3.525. Sementrara itu, resistance indeks sama dengan kenaikan terakhir yang tertahan di level 3.700-3.725. Jadi, indeks saat ini sangat jelas berada dalam tren bearish.

Saya perkirakan, support 3.500-3.525, bisa jadi baru dicapai pekan depan. Tapi, jika sebelum support tersebut bisa mantul ke atas, indeks akan bergerak volatile dalam kisaran yang lebar antara support 3.525 dan resistance 3.700.

Apa yang menyebabkan, indeks masih berada dalam tren bearish?
Indeks terimbas oleh penantian pasar atas hasil Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Uni Eropa pada Minggu, 23 Oktober 2011. Karena itu, dalam 3-4 candle terakhir, valatilitas indeks sangat tinggi. Tapi, selama penyelesaian krisis utang Eropa belum jelas, akan berat bagi IHSG untuk naik.

Bagaimana dengan kinerja keuangan emiten kuartal III-2011 yang diperkirakan positif?
Memang, fundamental bursa Indonesia cukup bagus. Hanya saja, jika bursa global ambruk, IHSG terkena imbasnya. Sebaliknya, jika Eropa memberikan kabar positif dalam artian confirm bisa mengatasi krisisnya, kenaikan IHSG akan cepat.

Apa saran Anda baik untuk trader maupun investor?
Trader, apalagi investor jangan mengambil posisi terlebih dahulu. Sebab, range pergerakan ke atas IHSG sudah sempit. Karena itu, strategi trading bagi trader lebih baik menunggu IHSG turun terlebih dahulu. Di level saat ini sangat berat bagi IHSG untuk naik. Saat ini sell dulu, dan untuk masuk tunggu saat IHSG berada dalam kisaran support 3.500-3.525.

Tapi, pada level-level support tersebut pun, pasar harus melihat apakah koreksi indeks mengalami perlawanan beli atau tidak. Jika tidak ada demand, jangan dulu masuk. Sebab, IHSG ada potensi turun ke level 3.300-an. Level ini, merupakan support yang cukup kuat.

Jika terjadi perlawanan beli pada level 3.500-3.525, trader bisa melakukan pembelian saham-saham yang trennya saat ini sedang reversal (balik arah) menguat.

Saham-saham apa saja yang sedang dalam tren naik?
Di sektor tambang, saham-saham pilihannya adalah PT Perusahaan Gas Negara (PGAS), PT International Nickel Indonesia (INCO) dan PT Aneka Tambang (ANTM).

Bagaimana dengan pertambangan batu bara?
Untuk saham tambang batu bara tidak direkomendasikan karena sedang berada di area resistance.

Ada lagi?
Lalu, PT Ciputra Development (CTRA), PT Alam Sutera Realty (ASRI) dan PT Bukit Sentul City (BKSL). Di sektor perkebunan PT Astra Agro Lestari (AALI), PT BW Plantation (BWPT), dan PT Sampoerna Agro (SGRO).

Saya sarankan, trader bisa speculative buy saham-saham tersebut jika pada support IHSG di level 3.500-3.525 terjadi perlawanan beli. Tapi, jika ditembus ke bawah, lebih baik jangan melakukan pembelian. Yang sudah dibeli pun, lebih baik jual kembali dan baru masuk saat IHSG sudah berada di level 3.300-an.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar