Jumat, 21 Oktober 2011

KTT Uni Eropa & G20 Cari Solusi

Headline
INILAH.COM, Jakarta - Kurs rupiah di pasar spot valas antar bank Jakarta, Jumat (21/10) diprediksi menguat. Beredar dokumen, EFSF Uni Eropa diperbolehkan membeli obligasi di pasar sekunder.

Periset dan analis senior PT Monex Investindo Futures Zulfirman Basir mengatakan, potensi penguatan rupiah hari ini salah satunya dipicu laporan yang diterima oleh Reuters, bahwa European Financial Stability Facility (EFSF) akan diperbolehkan membeli obligasi di pasar sekunder. Syaratnya, zona Euro tidak memiliki masalah solvency perbankan dan pemerintah punya track racord yang cukup bagus.

Menurutnya, meski ini bukan keputusan KTT Uni Eropa, tapi sudah jadi good news dan merupakan dokumen resmi yang diperoleh Reuters. "Jadi, rupiah masih akan menguat walaupun sifatnya menguat tipis. Rupiah akan bergerak dalam kisaran 8.750-8.900 per dolar AS,” katanya kepada INILAH.COM.

Terbatasnya penguatan, karena pasar masih harus menunggu hasil Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Uni Eropa pada Minggu 23 Oktober 2011. "Jadi, investor cenderung akan menahan diri," ujarnya.

Tapi, lanjutnya, jika melihat dokumen yang diperoleh Reuters itu, tampak EFSF akan memiliki wewenang yang lebih besar untuk menolong penyelesaian krisis utang Uni Eropa. "Tapi, dokumen itu masih akan dibahas pada pertemuan tinggi tinggi Uni Eropa Minggu, 23 Oktober 2011," ujarnya.

Lebih jauh Firman menilai, sentimen dari KKT Uni Eropa cenderung variatif karena masih dibayangi ketidakpastian. Sebab, rumor pasti akan terus beredar baik positif maupun negatif.

Tapi, secara umum, pada 23 Oktober itu akan ada optimisme Uni Eropa akan memberikan solusi untuk meredakan krisis utang. Hasil KTT itu baru akan diketahui Senin (24/10) di sesi awal pasar Asia. "Jika hasilnya ternyata menegecewakan, euro akan kembali melemah dan rupiah akan terkena imbas negatifnya," ungkap Firman.

Menurut Firman, skenario terburuknya adalah default Yunani dan ini yang tengah diantisipasi pasar. "Artinya, Yunani tidak akan membayar utangnya sepeser pun jika Eropa membiarkan default itu terjadi," ucapnya.

Ia memperkirakan, Eropa tidak akan membiarkan Yunani default atas semua obligasi yang telah diterbitkan oleh Atena. "Paling-paling, nilai obligasi Yunani akan dipangkas (haircuts) yang lebih besar," timpalnya.

Karena itu, kemungkinan Yunani tidak akan dibiarkan default. Sebab, pada 3-4 November 2011 akan ada pertemuan G20. Uni Eropa akan memberikan solusi walaupun tidak komprehensif dan ini tentu akan diajukan pada petemuan G20 3-4 November di Paris. "Karena itu, negara maju lainnya juga bisa turut memberikan bantuan untuk selesaikan krisis utang zona euro," ucapnya.

Sebab, lanjutnya, pertemuan G20 terakhir meminta agar Eropa segera membenahi krisisnya. "Pada 23 Oktober adalah solusi untuk Uni Eropa dan pada 3-4 adalah solusi yang akan diberikan oleh G20," timpalnya.

Apalagi sebelumnya, Rusia dan China sudah menyatakan kesiapannya untuk membeli obligasi Eropa jika Eropa sendiri mau memberikan rencana yang kredibel. "Di sisi lain, IMF juga mengatakan, negara Eropa yang tidak mengalami masalah pendanaan tapi butuh dana tambahan bisa mengakses fasilitas kredit dari IMF (International Monetary Fund) yang tentunya tidak akan memberatkan negara Eropa," imbuhnya.

Asal tahu saja, kurs rupiah di pasar spot valas antar bank Jakarta, Kamis (20/10) ditutup melemah 25 poin (0,28%) ke level 8.820/8.830 per dolar AS.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar