Senin, 09 Januari 2012

Pasar Semringah atas Tenaga Kerja AS

Medium
INILAH.COM, Jakarta - Kurs rupiah di pasar spot valas antar bank Jakarta, Senin (9/1) diprediksi konsolidasi cenderung menguat. Pasar semringah atas rilis data tenaga kerja AS akhir pekan lalu.

Analis senior Monex Investindo Futures Zulfirman Basir mengatakan, peluang konsolidasinya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS awal pekan ini, salah satunya dipicu oleh rilis data non-farm payroll AS akhir pekan lalu yang angkanya jauh di atas ekspektasi. Hal ini menjadi sentimen positif di market yang menunjukkan keberlanjutan pemulihan ekonomi di Amerika Serikat.

Tapi, lanjutnya, kondisi ini juga mendorong penguatan dolar AS sehingga jadi tekanan bagi euro dan laju rupiah terkonsolidasi. "Karena itu, rupiah akan konsolidasi alias tidak banyak mengalami pergerakan dalam kisaran 9.050-9.150 per dolar AS," katanya kepada INILAH.COM.

Dollar AS melesat ke level terkuat 15-bulan versus Euro pascarilis sebuah data yang menunjukkan, sektor swasta AS menambah pekerjaan lebih banyak
dibandingkan perkiraan. "Hal ini mendongkrak optimisme terhadap pemulihan perekonomian terbesar di dunia itu," timpalnya.

Greenback juga berhasil memperpanjang dominasinya versus euro untuk 5 minggu berturut-turut. Apalagi, euro mendapat tekanan seiring merosotnya kepercayaan Eropa terhadap prospek ekonomi kawasan itu.

Data Non Farm Payrolls AS bulan Desember menunjukkan pertumbuhan 200.000 lapangan pekerjaan baru pada sektor swasta AS. Angka ini meningkat dari prediksi 150 ribu dan pertumbuhan 100.000 pekerjaan pada bulan sebelumnya. Di sisi lain, tingkat pengangguran AS juga memperlihatkan penurunan ke level terendah sejak Februari 2009 menjadi 8,5% dari sebelumnya 8,7%.

Lebih jauh Firman menjelaskan, positifnya non-farm payroll AS, memang memicu penguatan dolar AS, tapi juga memicu risk appetite (hasrat pasar pada aset-aset berisiko). "Karena itu, rupiah akan diuntungkan dari sisi penguatan bursa saham Indonesia, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sehingga konsolidasi rupiah menjadi cenderung menguat," tandasnya.

Di lain pihak, kata dia, optimisme menjelang pertemuan Jerman, Perancis, dan Italia nanti malam, juga harusnya menopang performa rupiah. Karena itu, meski konsolidasi kecenderungannya adalah penguatan tipis. "Tapi, penguatan rupiah masih bersifat sementara mengingat belum adanya solusi krisi utang zona Euro sehingga euro terkena aksi jual," timpalnya.

Terlebih lagi, Firman menambahkan, pada pekan ini pasar dihadapkan pada pertemuan Bank Sentral Eropa (ECB) yakni pada Kamis (12/1) yang kemungkinan dapat melonggarkan kebijkan moneternya lebih lanjut. Dari dalam negeri, Bank Indonesia juga mengagedakan rapat Dewan Gubernur yang juga diperkirakan cenderung pelonggaran moneter seiring landainya inflasi 2011 di level 3,79% (Januari-Desember).

Selain itu, pasar juga dihadapkan pada lelang obligasi Spanyol dan Italia pekan ini sehingga dolar AS akan semakin menarik. Alhasil, rupiah masih konsolidasi.

Asal tahu saja, kurs rupiah di pasar spot valas antar bank Jakarta, Jumat (6/1) ditutup menguat 20 (0,21%) ke level 9.090/9.110 per dolar AS.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar