Senin, 09 Januari 2012

IHSG Tembus 3.821, Wajib Bersihkan Posisi!

INILAH.COM, Jakarta – Hingga penutupan, IHSG diprediksi sulit kembali ke teritori positif. Tapi, selama support 3.821 belum ditembus, berlaku strategi buy on weakness lalu hold!

Pada sesi pertama perdagangan Senin (9/1), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah 16,07 poin (0,42%) ke level 3.853,341. Sementara itu, indeks saham unggulan LQ45 juga turun 2,65 poin (0,39%) ke angka 680,274.

Laju indeks siang ini cukup ramai, didukung oleh volume transaksi yang tercatat mencapai 1,3 miliar lembar saham di pasar reguler dan total mencapai 1,7 miliar. Sementara itu, nilai transaksi mencapai Rp1,13 triliun di pasar regular dari total Rp1,19 triliun dan frekuensi 50.277 kali.

Sebanyak 77 saham menguat, sedangkan 115 saham melemah dan 114 saham stagnan. Pelemahan indeks juga diwarnai aksi jual dari investor asing yang mencatatkan transaksi nilai jual bersih (net foreign sell) sebesar Rp19,6 miliar. Rinciannya, transaksi beli mencapai Rp696,05 miliar sedangkan transaksi jual sebesar Rp715,7 miliar.

Mayoritas sektor saham, mendukung pelemahan indeks. Saham sektor aneka industri memimpin pelemahan 1,79%, perkebunan 0,88%, manufaktur 0,67%, pertambangan 0,52%, perdagangan 0,33%, industri dasar 0,32%, properti 0,15%, dan keuangan 0,11%. Hanya dua sektor yang menguat, konsumsi 0,10% dan infrastruktur 0,02%.

Kepala Riset PT Universal Broker Indonesia Satrio Utomo mengatakan, sentimen dari krisis Eropa kembali merebak. Berita-berita bearish dari dalam dan luar negeri, masih terus masuk. “Itu masih ditambah mendung yang masih menyelimuti langit (bursa) Jakarta,” katanya, di Jakarta, Senin (9/1).

Bad mood ini, lanjut Satrio, masih berlanjut dengan indeks Hang Seng yang masih meluncur turun. Padahal, koreksi yang terjadi pada indeks Dow Jones Industrial (DJI) sebenarnya juga relatif tidak dalam. “Kondisi itu, diperparah dengan nilai tukar rupiah yang sempat di atas 9.200per dolar AS,” ujarnya.

Pelemahan rupiah, menurutnya, dipicu oleh Bank Indoensia (BI) dan beberapa pihak yang secara ‘prematur’mengatakan, meski ada pembatasan konsumsi, harga premium masih bisa naik kalau harga minyak mencapai US$150 per barrel. “Hopeless. Itu adalah satu kata yang bisa melukiskan kondisi pagi ini,” timpalnya.

IHSG, kata Satrio, masih susah naik. Terutama setelah kemarin, indeks justru memberikan signal bearish dengan ditutup di bawah suport pertama 3.893. “IHSG memang memiliki potensi pelemahan ke 3.821-3.850,” ungkapnya.

Tapi, Satrio menegaskan, yang paling penting sebenarnya adalah suport di 3.821. Menurutnya, suport ini adalah suport dari trend naik jangka menengah. “Selama suport ini masih bertahan, IHSG masih ada ‘peluang’ atau ‘harapan’ untuk bergerak ke 4.000 – 4.050,” tutur Satrio. “Dengan kata lain, kalau IHSG ditutup di bawah 3.821, marketnya bearish.”

Sekarang, pasar tinggal melihat apakah support 3.821 bisa bertahan atau tidak. Kalau gagal bertahan, berarti harus bersih posisi lagi. “Harus realistis untuk cut loss. Tapi selama support 3.821 masih bertahan, saya masih akan Buy on Weakness dan hold posisi,” imbuhnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar