Senin, 09 Januari 2012

January Effect Belum Pasti Akan Terjadi

INILAH.COM, Jakarta – January effect 2012 dinilai belum sepenuhnya bakal terjadi seiring tidak jelasnya penyelesaian krisis utang Eropa. Karena itu, kalau berani, liriklah saham-saham second liner.

Managing Research Indosurya Asset Management Reza Priyambada mengatakan, January Effect kadang terjadi kadang tidak. Menurutnya, pada 2008 terjadi krisis Subprime Mortgage di AS sehingga berimbas pada tiadanya Januari effect 2009. Lalu, pada Januari 2010 January effect tak terjadi karena terimbas negatif penyelesaian krisis AS.

Pada Januari 2011, terganggu oleh mulai terlihatnya krisisi utang Uni Eropa. Januari 2012, krisis utang Uni Eropa semakin tidak jelas penyelesaiannya. Itulah yang membuat January Effect tidak bertahan sepenuhnya. “Saya pun belum melihat January Effect 2012 akan terjadi sepenuhnya,” katanya kepada INILAH.COM.

Pada perdagangan Jumat (6/1) Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG ) ditutup melemah 36,85 poin (0,94%) ke level 3.869,415 dengan intraday tertinggi 3.906,676 dan terendah 3.852,75. Begitu juga dengan indeks saham unggulan LQ45 yang turun 8,76 poin (1,27%) ke level 682,926.Berikut ini wawancara lengkapnya:

IHSG kembali melemah ke bawah 3.900. Seberapa yakin Anda terhadap peluang terjadinya January Effect awal 2012?
Saham-saham yang berpotensi terkena January Effect adalah saham-saham berkapitalisasi besar. Apalagi, jika ditunjang oleh positifnya kondis global. Secara historis,jelang libur Natal, indeks mengalami koreksi selama dua hari. Setelah libur Natal, indeks menguat hingga akhir tahun untuk mengantisipasi window dressing.

Pada awal tahun, bursa mengalami rally yang biasa disebut January Effect. Pada pekan pertama, biasanya rally cukup tinggi. Pada pekan kedua atau ketiga Januari,investor mulai profit taking sehingga indeks mengalami koreksi hingga pertengahan Februari, meskipun secara hariannya bisa saja mengalami penguatan tipis.

Apakah penembusan IHSG ke atas level 3.900 pekan lalu sudah merefleksikan January Effect?
Terjadi tidaknya January Effect baru bisa dihitung setelah bulan Januari berakhir. Karena itu, penembusan IHSG ke 3.900 di pekan pertama 2012 ini belum jadi kesimpulan terjadinya January Effect.

Kalau begitu, apa tanda-tanda yang lebih pasti soal January Effect?
Jika dilihat dari siklus bursa, setelah libur akhir tahun terjadi rally di bursa saham yang didominasi oleh saham-saham berkapitalisasi besar atau saham-saham yang terdaftar dalam indeks saham unggulan LQ45 . Sebab, investor menyesuaikan posisi pada awal tahun. Yang jadi pertimbangan adalah faktor likuiditas saham yang kuat.

Kalau begitu, untuk awal 2012, saham-saham apa saja yang bakal jadi sasaran January Effect?
PT Astra Internasional (ASII), PT Astra Agro Lestari (AALI), PT Gudang Garam (GGRM), PT Unilever Indonesia (UNVR), PT Jasa Marga (JSMR), PT AKR Corporindo (AKRA), PT Indocement Tunggal Prakasa (INTP), PT Semen Gresik (SMGR). Saham-saham itu mengalami pergerakan yang cukup kencang pada awal tahun.

Apa saran Anda untuk saham-saham tersebut?
Saham-saham tersebut sudah naik signifikansehingga potensi gain yang mungkin didapat oleh trader sudah tipis. Karena itu, kalau berani, trader lebih baik beralih ke saham-saham second liner yang Bollinger band-nya sudah di bawah batas atas.

Apa konsekuwnsinya jika masuk pada saham-saham tersebut?
Kalaupun mau masuk pada saham-saham yang potensial jadi sasaran January effect lebih baik menunggu koreksi 10-20% dari saham-saham itu. Itupun tetap harus diperhatikan Bollinger Band-nya. Jika sudah turun, tapi masih dalam batas atas Bollinger Band, jangan dulu masuk.Selama sentiment positif masih beredar di bursa, penguatan itu pasti akan berlanjut. Kecuali, jika ada berita negatif dari kondisi global seperti Uni Eropa penguatan pada awal tahun akan terhalang.

Kalau begitu, January Effet 2012 ini belum tentu terjadi?
Ya. January Effect kadang terjadi kadang tidak. Pada 2008 terjadi krisis Subprime Mortgage di AS sehingga berimbas pada tiadanya Januari effect 2009. Pada Januari 2010 January effect tak terjadi karena terimbas negatif penyelesaian krisis AS. Pada Januari 2011, terganggu oleh mulai terlihatnya krisisi utang Uni Eropa. Januari 2012, krisis utang Uni Eropa semakin tidak jelas penyelesaiannya. Itulah yang membuat January Effect tidak bertahan sepenuhnya.

Saya pun belum melihat January Effect 2012 akan terjadi sepenuhnya. Sebab, dalam situasi global yang tidak menentu, pelaku pasar susah untuk mengambil posisi 1-3 bulan. Mereka lebih bermain cepat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar