Jumat, 24 Februari 2012

Analis: IHSG masih berpotensi melemah

JAKARTA. Indeks Harga Saham gabungan (IHSG) diprediksi masih akan mendapatkan tekanan. Analis Sinarmas Sekuritas Jansen Kustianto menuturkan bahwa secara teknikal, indeks berpotensi melemah.

"Memang ada beberapa data ekonomi AS yang menunggu respon dari investor, seperti data klaim tingkat pengangguran. Sedangkan dari domestik, laporan keuangan akhir tahun 2011 diharapkan menjadi sentimen yang positif bagi IHSG, " urainya, Jumat (24/2)

Sedangkan menurut Research Analyst PT Panin Sekuritas, Purwoko Sartono, tekanan IHSG datang dari domestik, yakni mengenai rencana pemerintah untuk menaikkan harga BBM bersubsidi. "Kenaikan harga BBM ini semakin dipicu semakin tingginya harga minyak mentah di pasar," tutur Purwoko.

Kata Purwoko, pelemahan IHSG kemungkinan terjadi seiring pernyataan Gubernur BI yang menyatakan kemungkinan inflasi untuk naik di atas 5,5% jika diasumsikan harga BBM bersubsidi naik lebih dari Rp 1.000 per liternya.

Tekanan pada IHSG, lanjut Purwoko, terjadi karena melemahnya data ekonomi yang rilis dari Uni Eropa dan AS. Namun menurut Purwoko, untuk hari ini, tekanan kepada IHSG tidak akan sebesar tekanan sebelumnya.

"IHSG kami proyeksikan akan bergerak fluktuatif dengan pelemahan yang sudah terbatas pada kisaran support-resistance 3.928-3.981. Kami melihat saham sektor konsumsi, semen, dan konstruksi masih cukup menarik untuk trading jangka pendek," sambutnya.

Saham pilihan Purwoko adalah JPFA, GGRM, SMGR, PTPP, PNLF. Sedangkan menurut Jansen, Saham-saham yang dapat diperhatikan untuk day trading, antara lain SMGR, JPFA, BSDE, SMCB.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar