Rabu, 22 Februari 2012

Sektor Manufaktur China Masih Lambat

Headline
INILAH.COM, Jakarta - Sektor manufaktur China Februari 2011 mengalami kontraksi untuk bulan keempat berturut-turut akibat pesanan ekspor baru turun tajam dipicu krisis utang zona euro.

Hal ini ditunjukkan dalam purchasing managers index (PMI) hasil survei HSBC Rabu (22/2/2012) seperti dikutip CNBC.com. PMI, yang merupakan indikator awal kegiatan industri China, naik ke level tertinggi dalam empat bulan ke 49,7 pada Februari 2011 dari 48,8 pada Januari 2011. PMI di bawah 50 menunjukkan terjadi kontraksi, untuk sebagian besar dari delapan bulan terakhir.

Survei menunjukkan sektor tetap lamban pada bulan Februari dengan keseluruhan pesanan jatuh, menggarisbawahi keputusan Beijing pada hari Sabtu untuk mengurangi Giro Wajib Minimum (GWM) bank untuk kedua kalinya dalam tiga bulan. PMI akhir akan dirilis pada 1 Maret 2011.

Pertumbuhan tetap pada jalur ke arah perlambatan, meskipun peningkatan marjinal PMI dipimpin oleh percepatan produksi setelah tahun baru China," kata Hongbin Qu, kepala ekonom HSBC China.

China memotong GWM 50 basis poin menjadi 20,5 persen pada hari Sabtu, melepaskan sekitar 400 miliar yuan (US$63 miliar) yang dapat digunakan untuk pinjaman bank.

Pertumbuhan ekonomi China secara luas terlihat melambat pada bulan Januari sampai Maret untuk lima kuartal berturut-turut. Ekonom mengharapkan pertumbuhan 2011 turun di bawah 9 persen untuk pertama kalinya dalam satu dekade.

Data perdagangan untuk Januari menunjukkan impor dan ekspor jatuh pada tingkat tercepat mereka sejak 2009.

Setelah data PMI keluar, Perdana Menteri Wen Jiabao telah mulai melakukan langkah-langkah baru untuk mendukung ekonomi, dengan mengatakan Beijing harus memperhatikan situasi ekonomi dan bertindak cepat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar