Kamis, 08 Maret 2012

IHSG Terkoreksi, Ada Peluang Pada Saham Komoditas

INILAH.COM, Jakarta – Bursa saham Indonesia pada Kamis (8/3) diperkirakan akan melanjutkan koreksi. Namun, saham berbasis komoditas bisa menjadi pilihan.

Felix Sindhunata, analis dari Henan Putihrai Sekuritas mengatakan, IHSG hari ini masih akan bergerak melemah. “Risiko di pasar modal masih tinggi karena rebalancing portfolio,”ujarnya kepada INILAH.COM.

Menurutnya, jangka pendek ini pasar keuangan dunia dan domestik seolah kekurangan berita positif. Sementara indeks harga saham di beberapa bursa utama sudah mengalami rally yang cukup pesat. Di AS, Dow sempat menembus level 13.000, IHSG juga menembus level4.000.

Karena reli beberapa ekuitas di awal tahun itu, potensi upside menjadi terbatas. Alhasil, ketika market kekurangan berita positif, maka sentimen negatif sedikit saja menjadi alasan untuk realisasi keuntungan bagi investor ritel. “Sementara institusional investor melakukan rebalancing alokasi portofolio,”ujarnya.

Diperkirakan rebalancing portofolio ini akan mempengaruhi pasar saham Indonesia yang masih diperdagangkan dengan P/E tinggi. Apalagi sentimen jangka pendek ini lebih banyak didominasi oleh faktor negatif.

Misalnya, proyeksi turun pertumbuhan ekonomi China, deadline debt swap obligasi Yunani dan rencana kenaikan BBM bersubsidi di dalam negeri. “Pasar saham akan terus berfluktuasi sampai isu-isu negatif tadi mereda,”paparnya.

Deadline skema debt swap yang ditawarkan kepada para pemegang obligasi Yunani, kebanyakan adalah perbankan, sehingga akan sedikit mempengaruhi volatilitas di pasar obligasi.

“Perbankan besar di Eropa masih belum seluruhnya menerima skema debt swap ini, meskipun sudah menerima injeksi likuiditas dari ECB,”imbuhnya.

Namun Felix memperkirakan bank-bank Eropa akan menempuh skema debt swap ini dan bersedia menukar obligasi Yunani yang akan jatuh tempo Maret ini dengan obligasi yang tenornya lebih panjang.

Opsi ini resikonya lebih minimal daripada harus menerima opsi default. Jadi sebenarnya Felix memperkirakan isu skema debt swap yang ditolak oleh bondholder Yunani tidak akan terealisir. “Risiko Eropa setidaknya bisa diminimalisir,”katanya.

Dengan mulai pulihnya ekonomi Amerika, meski baru di tahap paling awal, investor institusi melihat peluang lebih besar di pasar negara maju. Karena meskipun indeks di bursa Amerika cenderung sudah terapresiasi tinggi, namun pemulihan ekonominya masih di tahap awal.

Sehingga upside growthnya masih lebih besar dan momentumnya jauh lebih panjang ketimbang pasar saham Indonesia dan sejumlah pasar Asia yang sudah relatif tinggi valuasinya dengan pertumbuhan ekonomi yang sudah tinggi. “Inilah yang menyebabkan apreasiasi IHSG terus tertahan dan sulit menembus 4000.”tukasnya.

Saat ini, saham-saham komoditas memiliki resiko lebih rendah apalagi ada dorongan dari trend naik harga minyak mentah, yang selama ini lebih banyak karena spekulasi penutupan selat Hormutz,”Namun kini demand crude oil mulai meningkat,”ujarnya

Investor pun disarankan untuk beli di harga rendah untuk beberapa saham seperti Astra Agro Lestari (AALI), Lonsum (LSIP), TB Bukit Asam (PTBA), Bumi Resources (BUMI) dan Indo Tambangraya Megah (ITMG),”Buy on weakness emiten-emiten ini,”ujarnya. [nat]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar