Jumat, 02 Maret 2012

IMF: Perlambatan Ekonomi Global Berkurang

Headline
INILAH.COM, Jakarta - Probabilitas perlambatan global yang tajam telah berkurang karena langkah-langkah kebijakan baru-baru ini yang dilakukan di zona euro untuk mengatasi krisis utang.

Hal ini disampaikan Dana Moneter Internasional (IMF) Kamis (1/3/2012) seperti dikutip CNBC.com, tetapi memperingatkan risiko untuk pertumbuhan dunia yang tetap ke downside.

Dalam laporan kepada Menteri Keuangan G20 di Meksiko selama akhir pekan dan diterbitkan pada Kamis, IMF mengatakan zona euro harus bertindak tegas untuk berhasil menyelesaikan krisis utang. "Risiko utama tetap bahwa kebijakan tidak menggeser Eropa menuju keseimbangan yang baik dan kegagalan untuk memecahkan umpan balik yang merugikan antara sektor riil, fiskal, dan sektor keuangan ," kata IMF, seraya mendesak pembuat kebijakan zona euro untuk meningkatkan dinding sekitar US$500 miliar untuk melindungi negara dari penyakit menular keuangan.

IMF mengatakan Bank Sentral Eropa harus melanjutkan menyuntikkan likuiditas dan tetap sepenuhnya terlibat dalam pembelian surat berharga untuk membantu menopang stabilitas keuangan.

Sementara itu, kebijakan moneter ECB harus fokus pada kepastian kestabilan harga. IMF mengatakan bahwa ada ruang untuk menurunkan tingkat target kebijakan jika diperlukan.

"Di Amerika Serikat, Inggris dan Jepang, bank sentral harus siap untuk memperluas langkah-langkah yang tidak konvensional jika prospek memburuk," ujar IMF.

Di pasar negara berkembang, IMF mengatakan pertumbuhan telah melambat lebih dari yang diperkirakan, meskipun persepsi risiko telah berkurang dan arus modal telah berlanjut ke negara berkembang Asia, Amerika Latin dan Afrika Selatan sejak awal 2012. Di negara-negara berkembang dengan tingginya inflasi dan hutang publik, termasuk India dan beberapa negara ekonomi di Timur Tengah, sikat berhati-hati untuk memperlonggar kebijakan sangat dibutuhkan.

IMF mengatakan harga minyak yang lebih tinggi menjadi risiko pertumbuhan global dan mengulang peringatan sebelumnya bahwa dampak dari pasokan minyak yang mengejutkan di Timur Tengah 'bisa besar' jika persediaan tidak meningkat di tempat lain.

Secara khusus, berhentinya ekspor minyak di Iran bisa memicu peningkatan harga awal dari sekitar 20 persen untuk 30 persen, IMF memperingatkan. Arab Saudi yakin Menteri Keuangan G20 selama akhir pekan itu telah bersedia untuk membebaskan lebih banyak minyak jika diperlukan untuk mengatasi gangguan pasokan, Managing Director IMF Christine Lagarde mengatakan dalam konferensi pers pada hari Minggu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar