Jumat, 02 Maret 2012

Inflasi BBM dan The Fed Bisa Tekuk Rupiah

Headline
INILAH.COM, Jakarta - Kurs rupiah di pasar spot valas antar bank Jakarta, Jumat (2/3) diprediksi melemah. Keengganan The Fed mengucurkan stimulus dan inflasi harga BBM menjadi pemicunya.

Analis senior Monex Investindo Futures Daru Wibisono mengatakan, rupiah masih cenderung melemah seiring The Fed yang enggan mengucurkan stimulus lanjutan berupa Quantitative Easing (QE) tahap ketiga. Sentimen ini, menurutnya, masih akan menghalangi sentimen positif yang muncul dari European Central Bank (ECB).

ECB telah merealisasikan kucuran program likuiditas tahap kedua melalui perbankan Eropa yang disebut long-term refinancing operations (LTROs) senilai 530 miliar euro. "Karena itu, rupiah bakal cenderung melemah dalam kisaran 9.000-9.100 per dolar AS," katanya kepada INILAH.COM.

Sebenarnya, lanjut Daru, LTRO yang disalurkan melalui sistem perbankan memberikan efek positif bagi sektor ini. "Tapi, sentimen positif ini ini, masih akan mendapat perlawanan dari sentimen sebaliknya dari AS soal The Fed," ujarnya.

Sementara itu, dari dalam negeri, pasar masih mengantisipasi kekhawatiran pasar atas rencana kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) per 1 April 2012. "Ini akan turut memperlemah mata uang rupiah," tandas Daru.

Karena itu, kata dia, hingga akhir pekan pasar masih akan dihantui oleh pemangkasan subsidi BBM itu. "Jadi, sentimen kenaikan harga BBM belum sepenuhnya terserap oleh market sehingga masih menyisakan kecemasan," timpalnya.

Tapi, dari sisi data surplus perdagangan Indonesia cukup bagus sehingga bisa sedikit memberikan sentimen positif. Neraca Perdagangan Indonesia (NPI) pada Januari 2012 mengalami surplus sebesar US$923,4 juta.

Meskipun, jika dilihat secara year-on-year (yoy), NPI turun sebesar US$1,124 miliar dari US$2,047 miliar pada Januari 2011. "Tapi, faktor kenaikan harga BBM dan pernyataan The Fed masih akan jadi tekanan bagi rupiah," imbuh Daru.

Asal tahu saja, kurs rupiah di pasar spot valas antar bank Jakarta, Kamis (1/3) ditutup melemah 55 poin (0,60%) ke level 9.075/9.085 per dolar AS.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar