Senin, 05 Maret 2012

Kenaikan Harga BBM tak Terlalu Pengaruhi IHSG

Medium
INILAH.COM, Jakarta - Kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) dinilai tidak akan terlalu berdampak terhadap pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).

Hal itu disebabkan pasar telah merespon rencana kenaikan harga BBM pada akhir Februari 2012 dan selama ini arah tren IHSG berbalikkan dengan IHSG.

Kepala Riset PT Universal Broker Satrio Utomo menuturkan, selama ini kenaikan harga BBM malah membalikkan tren IHSG. Hal itu dilihat dari sejarah pergerakan IHSG. Selain itu, pelaku pasar telah siap untuk kenaikan harga BBM dengan catatan harga BBM subsidi naik menjadi Rp6.000. Rencana kenaikan harga BBM tersebut pun telah direspon oleh pelaku pasar pada akhir Februari lalu.

"Kenaikan harga minyak belum tentu buat IHSG turun terutama 2005, kenaikan BBM malah buat IHSG naik pada 2005. Pada 2008, ketika setelah kenaikan harga minyak itu kita kena crash 2008 kondisi semakin karuan meninggalkan trauma. Tetapi pada 2005 BBM naik 2 dua kali, respon pasarnya malah positif. Ketika mulai sounding APBN kemungkinan akan naik tetapi kita melihat, di mana pemerintah sudah mulai mantap dan memastikan naik harga BBM mulai 1 April, maksimumnya 40 persen, asing masuk lagi dan IHSG rebound. Artinya sentimen BBM sudah selesai. Secara umum sentimen kenaikan BBM sudah terdiskon oleh pasar, tinggal nanti BBM itu diumumkan," jelas Satrio Utomo saat ditemui wartawan di gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (5/3/2012).

Menurutnya, saat ini pelaku pasar menunggu sentimen baru terutama asing. Hal ini dikarenakan ketika dua lembaga pemeringkat internasional baik Moodys dan Fitch Rating telah menetapkan investment grade ke Indonesia. Asing masih belum banyak melakukan pembelian saham di Bursa Efek Indonesia (BEI). Sentimen PE (price earning) saham Indonesia relatif mahal menjadi pertimbangan asing. PE adalah ratio antara harga pasar saham per lembar dibagi dengan net income bersih per lembar saham. "Asing masih berhati-hati. IHSG mahal tapi saya sih bilang karena kita relatif tidak turun. Kalau dibandingkan bursa lain kita mahal, tetapi pertumbuhan ekonomi kita jauh lebih baik dari pertumbuhan negara asia lain, seharusnya tak ada masalah besar," kata Satrio.

Satrio pun tak melakukan revisi terhadap target IHSG pada 2012. Ia optimistis target IHSG akan berada di kisaran 4.500-4.800. "Kalau IHSG pun turun beli lah, tidak ada yang perlu ditakutkan, tidak ada sentimen negatif baru," tegas Satrio.

Sementara itu, Analis PT eTrading Securities Andrew ArgadO menargetkan, IHSG akan berada di level 4.300 dengan price earning (PE) sebesar 15x pada 2012. Ia pun merekomendasikan button fishing kepada investor. "Ketika terjadi penurunan harga saham yang tak didukung dengan data-data fundamental dan data signifikan ambil kesempatan untuk beli, kalau strategi yang di jalan bisa dengan buttom fishing," tutur Andrew.

Di tengah kondisi kenaikan harga BBM tersebut, Kepala Riset PT MNC Securities Edwin Sebayang mengatakan, sektor saham akan terkena dampak kenaikan harga BBM baik sektor tambang, energi, consumer goods, transportasi dan lainnya. [cms]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar