Rabu, 04 Mei 2011

IHSG Naik Secuil Berkat Aksi Beli di Menit-menit Akhir

Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akhirnya mampu cetak rebound tipis 1 poin setelah melewati perdagangan penuh aksi ambil untung. Aksi beli jelang penutupan berhasil menyelamatkan IHSG.

Sementara nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) ditutup melemah di posisi Rp 8.555 per dolar AS dibandingkan penutupan kemarin di Rp 8.545 per dolar AS.

Membuka perdagangan pagi tadi, IHSG turun tipis 6,965 poin (0,19%) ke level 3.806,903. Aksi ambil untung kembali berlanjut atas posisi IHSG yang masih jenuh beli.

Sepanjang perdagangan sesi I, zona hijau gagal disentuh IHSG yang langsung melemah sejak pembukaan. Posisi tertinggi yang bisa diraih indeks hanya saat pembukaan, selebihnya terus berada di teritori negatif.

Pada penutupan perdagangan sesi I, IHSG kehilangan 23,084 poin (0,61%) ke level 3.790,784. Saham-saham blue chip kembali terhantam profit taking, terutama saham-saham bank yang memimpin pelemahan bursa.

Situasi perdagangan di sesi II tak lebih menggembirakan ketimbang pagi tadi. Derasnya tekanan jual membuat indeks jatuh sangat dalam, sampai posisi 3.783,479.

Menutup perdagangan, Rabu (4/5/2011), IHSG naik tipis 1,060 poin (0,02%) ke level 3.814,928. Sementara Indeks LQ 45 menguat tipis 0,523 poin (0,07%) ke level 681,581.

Profit taking banyak dilakukan investor lokal, sementara asing masih mengakumulasi saham, terlihat dari transaksinya hari ini. Investor asing tercatat melakukan pembelian bersih (foreign net buy) senilai Rp 247,449 miliar di seluruh pasar.

Saham-saham bank masih banyak dilepas oleh investor. Sementara saham-saham tambang dan perdagangan berjuang keras menahan jatuhnya IHSG dan berhasil membawa IHSG kembali ke jalur hijau.

Perdagangan berjalan ramai dengan frekuensi transaksi mencapai 134.954 kali pada volume 7,182 miliar lembar saham senilai Rp 5,181 triliun. Sebanyak 134 saham naik, 101 saham turun, dan 92 saham stagnan.

Bursa China ditutup melemah seiring munculnya kembali kekhawatiran setelah bank sentral setempat berniat terus memperketat kebijakan moneter. IHSG menjadi satu-satunya bursa di Asia yang mampu menguat meski tipis.

Berikut kondisi bursa-bursa regional di sore ini:
  • Indeks Komposit Shanghai ambruk 65,26 poin (2,23%) ke level 2.866,93.
  • Indeks Hang Seng jatuh 309,34 poin (1,31%) ke level 23.323,91.
  • Indeks Straits Times melemah 42,91 poin (1,36%) ke level 3.110,66.

Saham-saham yang naik signifikan dan masuk dalam jajaran top gainers diantaranya Petrosea (PTRO) naik Rp 3.950 ke Rp 37.500, United Tractor (UNTR) naik Rp 850 ke Rp 24.300, Astra Internasional (ASII) naik Rp 250 ke Rp 56.400, dan Hexindo (HEXA) naik Rp 250 ke Rp 5.850.

Sementara saham-saham yang turun cukup dalam dan masuk dalam katagori top losers antara lain Tembaga Mulia (TBMS) turun Rp 750 ke Rp 5.050, Dian Swastatika (DSSA) turun Rp 500 ke Rp 24.600, Sinar Mas (SMMA) turun Rp 375 ke Rp 2.825, dan Indocement (INTP) turun Rp 350 ke Rp 16.600.

Saham ENRG dan BIPI meluruh, mengikuti penurunan harga minyak dunia

JAKARTA. Saham perusahaan-perusahaan energi, khususnya produsen minyak hari ini mengalami penurunan tajam. Ambil contoh saham PT Energi Mega Persada (ENRG) dilanda aksi jual. Pada pukul 13.54, saham ENRG tercatat turun 1,8% menjadi Rp 164.

Selain itu, penurunan juga terjadi pada saham PT Benakat Petroleum Energy (BIPI). Saham BIPI tercatat terjungkal 6,77% menjadi Rp 124.

Penurunan saham tersebut disinyalir mengikuti pergerakan harga saham dunia. Seperti yang diketahui, kemarin, harga minyak dunia melorot tajam sebesar 2,2% menjadi US$ 111,05 per barel. Pasca penutupan siang, harga minyak turun lagi sebesar 0,7%.

Tiga Saham Bakrie Bisa Jadi Pilihan Sesi II

Headline
INILAH.COM, Jakarta - Koreksi IHSG diprediksi berlanjut hingga penutupan sore nanti meskipun terbatas. Untuk sesi dua, tiga saham grup Bakrie dan dua saham lain bakal jadi bumper indeks.

Pada sesi pertama perdagangan Rabu (4/5), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah 23,08 poin (0,61%) ke level 3.790,784. Begitu juga indeks saham unggulan LQ45 yang turun 5,45 poin (0,80%) ke angka 675,609.

Laju indeks siang ini cukup ramai, didukung oleh volume transaksi yang tercatat mencapai 2,907 miliar lembar saham, senilai Rp2,182 triliun dan frekuensi 68.833 kali. Sebanyak 84 saham menguat, sedangkan 127 saham melemah dan 90 saham stagnan.

Pelemahan indeks sesi pertama, justru diwarnai aksi beli asing yang mencatatkan transaksi nilai beli bersih (net foreign buy) sebesar Rp220,8 miliar. Rinciannya, transaksi beli mencapai Rp715,8 miliar sedangkan transaksi jual sebesar Rp495 miliar.

Mayoritas sektor saham mengalami koreksi sehingga mendukung pelemahan indeks. Sektor keuangan memimpin penurunan 1,62%, disusul industri dasar 1,04%, perkebunan 0,84%, properti 0,53%, manufaktur 0,49%, konsumsi 0,40%, infrastruktur 0,17% dan aneka industri 0,08%. Hanya dua sektor yang menguat, perdagangan 0,26% dan pertambangan 0,23%.

Pengamat pasar Modal Willy Sanjaya memperkirakan, pergerakan indeks saham hingga penutupan sore nanti akan melemah terbatas. “Indeks akan bergerak dalam kisaran support 3.788 dan resistance 3.839,” katanya kepada INILAH.COM, di Jakarta, Rabu (4/5).

Menurutnya, pelemahan indeks hari ini merupakan koreksi teknis sesaat. Sebab, indeks sudah memecahkan rekor tertinggi sepanjang sejarah. Indeks ditutup di level 3.849 pada Senin (2/5). “Karena itu, sangat wajar indeks mengalami koreksi dua hari ini,” ujarnya.

Lebih jauh dia menjelaskan, meski bergerak di teritori negatif, indeks berfluktuasi. Karena itu, Willy memperkirakan, indeks akan ditutup di atas 3.800 sore nanti. Bahkan, bisa jadi, indeks juga akan berada di teritori positif. “Plus-minus tipis,” timpalnya.

Pasar, lanjut Willy, mendapat topangan dari penguatan rupiah ke level 8.555 per dolar AS. Apalagi, market juga masih merespon positif tewasnya Pimpinan Al Qaeda Osama Bin Laden, Minggu (1/5) waktu setempat. “Di sisi lain, beberapa cum dividen emiten-emiten juga menjadi menarik sehingga menahan koreksi indeks,” tutur Willy.

Pada saat yang sama, pergerakan saham-saham di grup Bakrie juga turut memperkuat market. Sebab, Selasa (10/5) ini merupakan deadline bagi Vallar Plc untuk menggenapi kepemilikannya di saham PT Bumi Resources (BUMI) hingga 50%. “Itu sudah dekat, tinggal satu pekan lagi,” paparnya.

Karena itu, pada perdagangan sesi pertama, saham sejuta umat ini menyentuh level 3.500. Sebuah pencapaian yang luar biasa. Di sisi lain, terbatasnya pelemahan indeks juga karena terdorong oleh penguatan saham PT AKR Corporindo (AKRA) yang sudah mendapat izin produksi batu bara dari pemerintah.

Menurut Willy, emiten AKRA siap berproduksi bulan depan. “Saham ini akan dicermati oleh investor dari sekarang sebelum berlari ke level Rp2.000 dari level Rp1.670 saat ini,” ungkap Willy.

Saham-saham pilihannya, PT Bumi Resources (BUMI), PT Energi Mega Persada (ENRG), PT Darma Henwa (DEWA), PT AKR Corporindo (AKRA) dan PT Megapolitan Development (EMDE). Saya rekomendasikan strong buy saham-saham tersebut,” imbuh Willy. [mdr]

Meski Asing Net Buy, IHSG Sesi I Turun 23 Poin

INILAH.COM, Jakarta - Pergerakan IHSG pada perdagangan Rabu 94/5) sesi I ditutup turun 23,08 poin atau 0,6% menjadi Rp3.790,7. Volume perdagangan mencapai 2,9 miliar saham senilai Rp2,1 triliun.

Sepanjang Sesi I tercatat 127 saham turun, 84 saham naik dan 90 saham stagnan. Indeks JII turun 3,6 poin ke 524,5 dan indeks LQ45 turun 6,4 poin ke 675,6. Sektor perkebunan mengalami penurunan terdalam mencapai 20,2 poin ke 2.212,9 dan sektor pertambangan telah menguat walaupun masih 2,7 poin ke 3.255,1.

IHSG mengalami net foreign buy mencapai Rp220,8 miliar dengan penjualan asing sebesar Rp495 miliar dan pembelian asing mencapai Rp715,8 miliar. Indeks sempat hampir menyentuh zona positif saat berada di level 3.813,9. Tetapi tekanan jual saham lebih kuat sehingga terus menurun bahkan sempat berada di level terendah 3,787,03.

Saham yang tertekan seperti saham MBAI turun Rp900 ke Rp18.000, INDS turun Rp450 ke Rp11.700, INTP turun Rp300 ke Rp16.650, SMMA turun Rp300 ke Rp2.900, MBRI turun Rp200 ke Rp7.100, ITMG turun Rp200 ke Rp46.950, UNVR turun Rp200 ke Rp15.000, AALI turun Rp150 ke Rp23.800, ASII turun Rp150 ke Rp56.000, BBRI turun Rp150 ke Rp6.300, MYOR turun Rp150 ke Rp11.600.

Sementara saham yang masih menguat seperti saham PTRO naik Rp3.950 ke Rp37.500, MEGA naik Rp225 ke Rp3.675, IMAS naik Rp200 ke Rp8.700, TSPC Rp125 ke Rp2.150, HEXA naik Rp100 ke Rp5.700, SOBI naik Rp3.500, ADMG naik Rp75 ke Rp390.

Naik Tipis, Laba Bersih BRAU Jadi Rp38,3 Miliar

INILAH.COM, Jakarta - PT Berau Coal Energy Tbk (BRAU) berhasil mengumpulkan laba bersih senilai Rp38,3 miliar dari Rp35,5 miliar di kuartal I 2010.

Penjualan perseroan pada periode tersebut naik menjadi Rp338,2 miliar dibanding periode sebelumnya senilai Rp220,4 miliar, demikian mengutip laporan keuangan perseroan, Rabu (4/5).

Dengan beban pokok penjualan sebesar Rp205,05 miliar dibanding kuartal I 2010 sebesar Rp159,06 miliar, maka laba bersih senilai Rp38,3 miliar dari Rp35,5 miliar di kuartal I 2010.

Sementara itu, jumlah aset perseroan hingga kuartal I tahun ini tercatat senilai Rp1,90 triliun atau meningkat 4,39% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp1,8 triliun.

Churchill Mining lepas 16,5% sahamnya ke Rahmat Gobel

LONDON. Churchill Mining Plc telah sepakat untuk menjual kepemilikan sahamnya kepada Rachmat Gobel dan Fara Luwia. Adapun mekanisme pembelian saham tersebut dilakukan melalui private placement, dimana Gobel dan Fara membentuk perusahaan patungan yang mayoritas sahamnya dikuasai Gobel.

Jumlah saham yang dilepas Churchill mencapai 19,345 juta saham biasa atau setara dengan 16,5% seharga 40 pence per saham. Dapat dikatakan, penawaran tersebut merupakan penawaran premium karena harganya lebih tinggi 60% dari harga rata-rata saham per 28 April 2011.

Melalui penjualan ini, Churchill menghimpun dana sebesar 7,7 juta poundsterling atau setara dengan US$ 12,8 miliar. Dana ini natinya akan digunakan untuk mengembangkan proyek batubara di Kutai Timur.

Sebagai bagian dari transaksi, Gobel dan Fara dapat menunjuk dua orang untuk kemudian menjabat sebagai direktur di Churchill.

"Churchill menyambut hangat Gobel dan Fara sebagai partner strategis. Kami percaya, mereka dapat mengembangkan proyek Kutai Timur dengan sebaik mungkin," jelas David Quinlivan, Executive Chairman of Churchill seperti yang dikutip dalam Keterbukaan Informasi di London Stock Exchange.

"Saya sangat senang bekerjasama dengan Churchill dalam mengembangkan proyek Kutai Timur. Saya yakin, proyek ini akan berdampak signifikan dalam memberikan kontribusi pada perekonomian Kamimantan Timur," jelas Gobel.

Profit Taking Berlanjut, IHSG Mencoba Bertahan di 3.800

Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah tipis 6 poin akibat profit taking lanjutan yang dilakukan investor. Atas pelemahan ini indeks berusaha bertahan di 3.800.

Sementara nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) dibuka stagnan di posisi Rp 8.545 per dolar AS sama seperti penutupan kemarin.

Pada perdagangan preopening, IHSG melemah tipis 6,353 poin (0,16%) ke level 3.807,515. Sedangkan Indeks LQ 45 turun tipis 1,633 poin (0,23%) ke level 679,425.

Membuka perdagangan, Rabu (4/5/2011), IHSG turun tipis 6,965 poin (0,19%) ke level 3.806,903. Indeks LQ 45 melemah tipis 1,791 poin (0,26%) ke level 679,267.

Hingga pukul 9.35 waktu JATS, pergerkan IHSG belum banyak berubah, masih turun tipis 7,363 poin (0,19%) ke level 3.805,505. Sementara Indeks LQ 45 melemah tipis 2,096 poin (0,31%) ke level 678,962.

Kemarin, IHSG mengakhiri reli penguatan empat hari berturut-turut dengan koreksi cukup dalam, 35 poin. Aksi ambil untung yang terjadi kemarin cukup deras, namun indeks berhasil bertahan di level 3.800.

Bursa-bursa di Asia pagi ini dibuka langsung memerah. Sentimen negatif melemahnya Wall Street cukup terasa di regional.

Berikut kondisi bursa-bursa regional di pagi ini:
  • Indeks Komposit Shanghai anjlok 29,90 poin (1,02%) ke level 2.902,28.
  • Indeks Hang Seng jatuh 257,34 poin (1,09%) ke level 23.375,91.
  • Indeks Straits Times melemah 14,90 poin (0,47%) ke level 3.138,67.

Sementara nilai tukar rupiah terhadap dolar AS dibuka stagnan di posisi Rp 8.545 per dolar AS sama seperti penutupan kemarin.

eTrading: UNTR, INDY, dan BUMI layak diperhatikan hari ini

eTrading: UNTR, INDY, dan BUMI layak diperhatikan hari ini
JAKARTA. Pada perdagangan Selasa (3/5), indeks Dow Jones ditutup naik tipis 0,15 point ke level 12.807,51. Hal ini menyusul turunnya harga sejumlah komoditas seperti minyak dan emas.

Sementara, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup turun 35 point (0,92%) ke level 3.813,87. Penurunan tersebut mengabaikan berita positif dari dalam maupun luar negeri, menyusul aksi profit taking yang dilakukan oleh sejumlah investor lokal.

Asing tercatat melakukan net buy sebesar Rp 158 miliar, dengan saham–saham yang paling banyak dibeli antara lain PT Bank Mandiri (BMRI), PT Bumi Resources (BUMI), PT Telekomunikasi Indonesia (TLKM), PT Astra International (ASII), dan PT Astra Agro Lestari (AALI).

"Secara teknikal, IHSG bergerak melemah dengan candlestick membentuk pola bearish engulfing yang mengindikasikan potensi bearish reversal," jelas Kepala Riset eTrading Securities Betrand Reynaldi.

Sementara, dari pergerakan indikator, terlihat stochastic telah membentuk death cross di area overbought dari RSI telah bergerak downtrend tidak mampu menembus area overbought.

Pada perdagangan hari ini (4/5), IHSG diperkirakan akan bergerak dikisaran 3.773 hingga 3.849 dengan saham–saham yang dapat diperhatikan yakni PT United Tractors (UNTR), PT Indika Energy (INDY), dan PT Bumi Resources (BUMI).

Saham ADRO Sideways, Tapi Menarik

Headline
INILAH.COM, Jakarta - Laju saham ADRO, diperkirakan masih sideways hingga Jumat (6/5). Tapi, emiten ini sangat atraktif karena akan mengakhiri fase koreksi yang panjang yakni empat bulan. Rekomendasi, beli bertahap di level Rp2.275.

Pengamat pasar modal PT Astronacci International Gema Merdeka Goeyardi mengatakan, secara astronacci (paduan analisis teknikal antara Fibonacci dengan Astrologi), saham PT Adaro Energy (ADRO) berpeluang bergerak mendatar hingga hingga 6 Mei 2011. Tapi, menurutnya, saham batu bara ini, sangat menarik karena sudah turun empat bulan sejak 4 Januari 2011 di level Rp2.875.

Dia menegaskan, setelah memasuki masa koreksi panjang, sudah saatnya ADRO bangkit. Dari sisi analisis timing-nya, ADRO akan segera membentuk tren baru yaitu penguatan. “Cut loss ADRO)di level Rp2.175 dengan level support di level Rp2.200. Level saat ini sudah sangat dekat dengan support-nya dan resistance terdekatnya di level Rp2.300,” katanya kepada INILAH.COM, di Jakarta, Selasa (3/5).

Pada perdagangan Selasa (3/4) saham ADRO ditutup stagnan di level Rp2.225. Harga intraday tertingginya mencapai Rp2.250 dan terendah Rp2.200. Volume transaksi mencapai 54,3 juta unit saham senilai Rp120,8 miliar dan frekuensi 2.145 kali.

Lebih lanjut Gema menjelaskan, level saat ini merupakan pergerakan ADRO yang sedang dalam proses pembentukan tren baru menguat sebagai reaksi atas koreksi yang terjadi dalam 4 bulan. “Aksinya turun banyak, sekarang tinggal reaksinya. Karena itu, ADRO sudah memasuki are jenuh jual (oversold),” ucapnya.

Gema memperkirakan, penurunan saham ADRO sudah berhenti. Sebab, potensi pelemahannya sudah sangat terbatas. Tapi, untuk saat ini, ADRO juga belum bisa dipastikan beranjak naik. Sebab, secara astronacci, pada 3 April, merupakan bulan baru sehingga market mengalami koreksi secara keseluruhan.

Menurutnya, IHSG bakal bergerak flat hingga 9 Mei 2011. Setelah itu, indeks akan menguat hingga 17 Mei. “Saat ini, IHSG flat cenderung melemah dan bergerak dalam kisaran support 3.790 dan resistance 3.850,” paparnya.

Sementara itu, melihat pertimbangan fundamental pun, harga saham ADRO masih positif. Pasalnya, kinerja emiten kuartal I/2011 juga positif. Diberitakan, ADRO mencatat laba bersih sebesar US$ 108,9 juta pada triwulan I/2011 atau naik tipis 11,7% dibandingkan pada periode yang sama 2010.

Karena itu, sebelum 6 Mei 2011, investor harus siap-siap untuk membeli saham ADRO. Pelaku pasar harus berani berspekulasi untuk masuk. “Kalau mau masuk, kita pertimbangkan di level Rp2.275 sebanyak 30% dari cash yang dimiliki,” ucapnya.

Dia mencontohkan, jika investor berniat membeli saham ini senilai Rp100 juta, bisa membelanjakannya terlebih dahulu Rp30 juta. Lalu baru menambah posisi (average up) dari total dana di level Rp2.325 dengan risiko kira-kira 4%. “Jadi, jika tembus level tersebut, investor bisa beli di level Rp2.325,” ungkapnya.

Jika tidak, Gema memberikan pengecualian, lebih baik melakukan pembelian di level bawah di Rp1.980 atau Rp2.000-2.100. Dia menargetkan pencapaian level harga Rp2.600 akhir Juni di pekan ketiga atau keempat. “Hingga akhir 2011 ditargetkan di level Rp3.500,” imbuh Gema Merdeka. [mdr]

BUMI Prediksi Penjualan US$1,12 M pada Q1-2011

INILAH.COM, Jakarta - PT Bumi Resources Tbk (BUMI) memprediksikan penjualan kuartal 1 2011 bakal berkisar US$1,12 miliar.

"Pada kuartal 1 2011, kami mengestimasikan penjualan batubara sebesar 14 juta ton dengan acuan harga sekitar US$80 per ton," ungkap Direktur BUMI Dileep Srivastava melalui surat elektronik yang diterima INILAH.COM, Selasa (3/5).

Ia melanjutkan, untuk produksi batubara pada periode yang sama diekspektasikan lebih tinggi dari penjualan tersebut. "Pendapatan penjualan diekspektasikan akan jauh lebih tinggi dari kuartal 1 2010 karena harga batubara yang melonjak," ujarnya.

Untuk tahun ini, lanjutnya, BUMI akan tetap pada target penjualan sebesar 66 juta ton. Angka ini lebih tinggi dari. 2010 yang sebesar 60 juta ton. "Saat ini prioritas BUMI adalah untuk melunasi utang kepada CIC sebesar US$600 juta," ujarnya. [cms]

Sebelum reli, emas profit taking dulu

JAKARTA. Laju harga emas kembali tertahan. Nilai kontrak harian emas untuk pengiriman Juni 2011 di Bursa New York, Selasa (3/5) pukul 15:35 WIB, menyusut 0,83% menjadi US$ 1.544,10 per ons troi.

Harga logam berharga itu sempat terjun bebas 2,63% menjadi US$ 1.516,20 per ons troi. Itu penurunan terbesar emas dalam tujuh pekan terakhir. "Kematian Osama bin Ladin dan penguatan dollar AS membuat emas tak lagi dipandang sebagai safe-haven currency," ujar Mark Pervan, Kepala Riset Komoditas ANZ Banking Group Ltd, seperti dikutip Bloomberg, kemarin.

Para analis menilai, koreksi harga emas saat ini lebih dipengaruhi aksi ambil untung atau profit taking. Maklumlah, reli harga emas dalam beberapa tahun terakhir begitu kencang.

Sepanjang tahun ini harga emas sudah tumbuh 8,30%. Jika dihitung hingga tiga tahun terakhir, harga emas sudah melonjak 69,85%.

Nizar Hilmy, Analis Harumdana Berjangka, mengatakan, dalam seminggu ini para investor melakukan profit taking emas. Alasannya, harga emas sudah mencapai titik tertingginya. Pada penutupan Senin (2/5), harga emas kembali memperbarui rekor tertinggi sepanjang masa di posisi US$ 1.557,10 per ons troi. "Ketika harga emas terus naik, wajar apabila terjadi koreksi," kata Nizar.

Di sisi lain, nilai tukar dollar Amerika Serikat (AS) kembali menguat terhadap mata uang utama dunia. Laju harga emas biasanya berseberangan dengan pergerakan nilai tukar dollar AS.

Tekanan inflasi

Namun Nizar melihat penguatan dollar AS tidak akan berlangsung lama. "Isu tewasnya Osama bin Ladin tidak berpengaruh secara langsung terhadap perekonomian AS," imbuh dia.

Harga emas masih berpeluang melanjutkan reli hingga akhir tahun ini. Indikasinya bisa dilihat dari tekanan inflasi di negara-negara kawasan Asia. Sebagai aset tahan inflasi, emas tentunya akan diburu banyak investor. "Kenaikan tingkat inflasi di Eropa dan Asia masih berpengaruh dominan mengangkat harga emas," tutur Nizar.

Di China, angka Indeks Harga Konsumen pada Maret secara year on year naik menjadi 5,4%, jauh di atas target pemerintah China, 4%.

Harga perak juga naik membuntuti tren harga emas. Harga perak kemarin sempat rebound 4% menjadi US$ 45,58 per ons troi, setelah sehari sebelumnya anjlok 8,5%, atau penurunan terbesar sejak 1 Desember 2008.

Dus, reli emas akan lebih baik daripada perak. "Emas tampaknya memiliki dukungan kenaikan lebih baik karena bank sentral dan investor jangka panjang lebih fokus membeli emas," tutur David Thurtell, Kepala Riset Logam Citigroup Inc di Singapura.

Bank Sentral Inggris atau Bank of England (BoE) memproyeksikan laju inflasi akan meningkat menjadi 4,4% sepanjang tahun ini. Angka tersebut naik lebih dari dua kali lipat dari target awal.

Oleh karena itu, Nizar optimistis kontrak harga emas masih bisa menembus level US$ 1.600 per ons troi hingga akhir semester pertama 2011. Selama pekan ini, harga emas kemungkinan bergerak dalam rentang US$ 1.520-US$ 1.570 per ons troi.

Kinerja perusahaan di bawah estimasi, bursa Asia pagi masih dilanda aksi jual

Kinerja perusahaan di bawah estimasi, bursa Asia pagi masih dilanda aksi jual
SYDNEY. Mayoritas saham di bursa Asia pagi ini mengalami penurunan. Penyebabnya, saham-saham produsen bahan baku turun dan Westpac Banking Corp membukukan kinerja di bawah estimasi analis.

Pada pukul 08.42 waktu Hongkong, indeks MSCI Asia Pacific di luar indeks Jepang turun 0,5% menjadi 500,14. Pada minggu lalu, indeks acuan Asia turun 0,3% akibat kinerja perusahaan yang negatif.

Sementara itu, indeks Kospi Korea Selatan turun 0,2%, indeks S&P/ASX 200 Australia turun 0,6%, dan indeks NZX 50 Selandia Baru naik 0,1%.

Sejumlah saham yang mempengaruhi pergerakan bursa Asia diantaranya: BHP Billiton Ltd yang turun 0,7% di SYdney, Woodside Petroleum Ltd turun 1,7% di Sydney, dan Westpac Banking Corp turun 1,6% di Sydney.

"Saat ini, sejumlah perusahaan membukukan kinerja yang mengecewakan. Hal ini akan membuat bursa Asia sedikit goyang. Meski begitu, ada sedikit sentimen positif terkait sektor komoditas," kata Tim Schroeders, manager Pengana Capital Ltd di Melbourne.

SULI akan Percepat Restrukturisasi Utang

INILAH.COM, Jakarta - PT Sumalindo Lestari Jaya Tbk (SULI) akan mendapat dana segar dari Sampoerna Group untuk mendukung restrukturisasi utang dalam waktu dekat.

Langkah ini sebagai bagian dari akuisisi hak pengelolaan hutan (HPH) oleh Sampoerna. Saham SULI akan menuju level Rp350 dalam waktu dekat ini.

Pada perdagangan kemarin saham naik Rp4 ke Rp138 dengan volume 19.114 saham senilai Rp1,3 miliar sebanyak 685 kali transaksi.

JP Morgan akan Suntik Dana META & JSMR

Headline
INILAH.COM, Jakarta - PT Nusantara Infrastructur Tbk (META) dan PT Jasa Marga Tbk (JSMR) akan mendapat suntikan dana dari JP Morgan yang sedang menggarap proyek infrastruktur.

Komitmen itu dilontarkan CEO JP Morgan dan ECO Group Rajawali setelah bertemu dengan Presiden SBY di Istana Merdeka kemarin. Dana yang dijanjikan mencapai US$150 miliar. Rajawali yang sebagai mitra lokal JP Morgan juga merupakan salah satu pemegang saham META.

Pada perdagangan kemarin saham META turun Rp5 ke Rp260 dengan volume 3.168 saham senilai Rp412,6 juta sebanyak 43 kali. Sedangkan saham JSMR ditutup naik Rp25 ke Rp3.375 dengan volume 17.319 saham senilai Rp28,9 miliar sebanyak 805 kali transaksi.

Rupiah Terlalu Kuat dari Fundamentalnya

Headline
INILAH.COM, Jakarta - Nilai tukar rupiah di level 8.500 dinilai terlalu kuat dibandingkan fundamentalnya. Daya saing produk RI pun pun tergerus. Apalagi, inflasi Indonesia jauh lebih tinggi dibandingkan negara-negara tetangga.

Chief Economist Danareksa Research Institute (DRI) Purbaya Yudhi Sadewa mengatakan, penguatan rupiah yang jauh di bawah 9.000, terlalu kuat dibandingkan angka fundamentalnya. Menurutnya, rupiah seharusnya sudah kembali melemah. Mungkin, dalam sebulan atau dua bulan, mata uang RI ini sudah melemah kembali.

Menurutnya, rupiah memang sama-sama menguat dengan mata uang negara lain terhadap dolar AS. Artinya, secara nominal, memang penguatannya sama. “Tapi, secara riil, penguatan rupiah terlalu jauh dibandingkan negara lain. Sebab, inflasi Indonesia lebih tinggi dibandingkan negara-negara tetangga,” katanya kepada INILAH.COM, di Jakarta, Selasa (3/5).

Lebih jauh Purbaya mengatakan, inflasi RI mencapai dua kali lipat dibandingkan negara-negara tetangga di level 6,1% sedangkan inflasi negara lain hanya 2-3%. Karena itu, penguatan rupiah, seharusnya tidak sama dengan negara-negara tetangga. “Sebab, ongkos produksi di Indonesia jauh lebih besar dibandingkan negara-negara tetangga,” tandas Purbaya.

Akibatnya, produk luar negeri jauh berdaya saing dibandingkan produk Indonesia. Kecuali, jika inflasi RI sama dengan negara tetangga di level 2-3%. Karena itu, otomatis margin perusahaan domestik akan turun.

Pada saat yang sama, lanjut Purbaya, perusahaan domestik sejatinya menurunkan harga jual tapi masih profitable agar bisa mengimbangi daya saing baik di pasar ekspor maupun domestik. Sayangnya, hal itu tidak bisa dilakukan karena inflasi di dalam negeri masih tinggi.

Di sisi lain, barang-barang impor membanjiri pasar domestik karena jauh lebih murah. Semua itu, lanjut Purbaya, menandakan tergerusnya daya saing produk domestik baik di pasar internasional maupun domestik.

Alhasil, Bank Indonesia harus waspada dengan nilai tukar rupiah saat ini di level 8.554 per dolar AS (berdasarkan kurs tengah Bank Indonesia). Sebab, pada akhirnya, akan merugikan perekonomian negara. “Penguatan rupiah harus diwaspadai agar tidak terlalu kuat di masa depan,” ucapnya.

Menurutnya, angka rupiah yang sesuai fundamentalnya di level 9.000-9.500 atau rata-rata 9.250-9.300. Angka ini dinilainya positif baik untuk eksportir maupun importir. “Pada saat rupiah terlalu kuat, ekspor memang masih bisa tumbuh, tapi impor akan tumbuh jauh lebih kencang,” ungkapnya.

Dihubungi terpisah, Ekonom Universitas Ma Chung Malang Moch Doddy Arifianto mengatakan, rupiah di level 8.500 terlalu kuat dibandingkan fundamentalnya. Menurutnya, fundamental rupiah di level 9.080, berdasarkan tingkat harga, jumlah uang yang beredar dan perbandingkan BI rate 0,75% dengan Fed Fund Rate 0-0,25%.

Dalam hitungannya, level 8.500 bagi rupiah berarti sudah mengalami deviasi 6-7% dari level fundamentalnya. Deviasi dibandingkan fundamentalnya bisa mencapai 10% bahkan 15%. Karena itu, rupiah masih berpotensi menguat ke level 8.000 di tengah derasnya dana asing yang mengalir ke pasar domestik.

Karena itu, penguatan rupiah saat ini mengganggu daya saing produk dalam negeri di pasar ekspor. Apalagi, di antara negara-negara berkembang, penguatan rupiah juga bukan hanya terhadap dolar AS tapi juga terhadap sekelompok mata uang seperti euro (mata uang gabungan negara-negara Eropa) dan yen Jepang. “Artinya, rupiah mengalami apresiasi riil,” tandas Doddy.

Bersama rupiah Indonesia, real Brazil, rubel Rusia dan rupee India juga menguat tajam. Memang ada anggapan, jika penguatan rupiah bersamaan dengan penguatan mata uang negara lain tidak terlalu berpengaruh. “Masalahnya, penguatan rupiah sudah mencapai lebih dari 4,2% (year to date). Angka ini merupakan 5 besar apresiasi terkuat di dunia,” timpalnya.

Negara lainnya tidak membiarkan penguatan mata uangnya terlalu jauh seperti China yang mengintervensi yuan jadi hanya menguat tipis 1%. “Sedangkan, peso Filipina, bath Thailand dan won Korea di bawah yuan China, hanya menguat sangat tipis,” imbuh Doddy. [mdr]

Sideways, Pilih Saham Konsumer-Tambang

Headline
INILAH.COM, Jakarta- Bursa saham Indonesia Rabu (4/5) diperkirakan bergerak dua arah. Saham yang masih memiliki tren bullish dari sektor konsumsi dan tambang bisa jadi pilihan.

Pengamat pasar modal Andy Ferdinand mengatakan, trend pergerakan IHSG hari ini cenderung dua arah (sideways), “Namun indeks masih berpeluang menguat dengan melihat adanya beberapa katalis,” ujarnya kepada INILAH.COM.

Salah satu katalisnya adalah deflasi April yang lebih tinggi dari perkiraan, sehingga masih ada ruang cukup panjang untuk bunga acuan BI rate tetap rendah. Selain itu laporan keuangan perusahaan kuartal pertama 2010 yang relatif solid dan mulai banyak pembagian dividen.

Katalis lain penguatan IHSG berasal dari aliran masuk dana asing yang masih tinggi di saham. Dana asing yang masuk dari Januari-April mencapai Rp6 triliun, sekitar 30% dari total net buy asing pada 2010.

Andy menambahkan, faktor yang menghambat laju penguatan IHSG lebih banyak dipicu faktor eksternal. Salah satunya harga minyak yang masih naik, sehingga memicu inflasi.

Kendati demikian, fundamental ekonomi Indonesia yang masih tumbuh sampai 2012, masih menarik bagi investor asing. IMF memprediksikan ekonomi Indonesia masih tumbuh di 2012, sementara China dan India malah diprediksi melambat, karena sudah overheating.

Di tengah situasi ini, Andy merekomendasikan saham Unilever (UNVR) karena trendnya masih bullish untuk jangka panjang. “Buy on weakness di Rp15.200 dengan stop loss di 15.000,”ujarnya.

Sedangkan dari sektor pertambangan, pilihannya adalah Adaro Energi (ADRO) dan Indo Tambangraya Megah (ITMG). Menurutnya, indikator stochastic-nya sudah oversold sehingga ada sinyal rebound.

Pada perdagangan Selasa (3/5), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah 35,432 poin (0,92%) ke level 3.813,868. Perdagangan di Bursa Efek Indonesia didukung volume transaksi sebesar 5,208 miliar lembar saham, senilai Rp 3,83 triliun dan frekuensi 111.212 kali.

Sebanyak 83 saham naik, 170 saham turun, dan 77 saham stagnan.Kendati terkoreksi, aliran dana asing masih masuk, dengan transaksi beli bersih (net foreign buy) mencapai Rp165 miliar. Rinciannya adalah transaksi beli sebesar Rp1,365 triliun dan transaksi jual sebesar Rp1,199 triliun. [mdr]

Ekspektasi Bunga ECB & BoE Bakal Perkuat Rupiah

Headline
INILAH.COM, Jakarta - Kurs rupiah di pasar spot valas antar bank Jakarta, Rabu (4/5) diprediksi variatif cenderung naik. Kuatnya ekspektasi kenaikan suku bunga Bank Sentral Eropa (ECB) dan Bank of England (BoE) jadi katalisnya.

Analis Monex Investindo Futures Daru Wibisono mengatakan, potensi penguatan rupiah hari ini salah satunya karena kuatnya ekspektasi kenaikan suku bunga jelang pertemuan Eropean Central Bank (ECB) dan Bank of England Kamis (5/5) ini. Menurutnya, kedua bank sentral itu akan melakukan pertemuan untuk memutuskan suku bunga acuannya.

Menurutnya, meski diekspektasikan baik ECB maupun BoE, akan mempertahankan suku bunga acuannya, tapi pasar menantikan pernyataan dari petinggi bank tersebut. "Rupiah akan bergerak dalam kisaran 8.500-8.550 per dolar AS. Kalaupun melemah tidak akan melampaui 8.570," katanya kepada INILAH.COM.

Lebih jauh dia menjelaskan, meski tidak akan menaikkan suku bunga, tapi ekspektasi kenaikan ke depannya sangat kuat. "Sebab, pernyataan dari sejumlah petinggi ECB dan BoE justru yang paling dinantikan pasar dan bukan soal suku bunga acuannya," tukas Daru.

Saat ini, imbuhnya, laju penguatan poundterling lebih lambat dibandingkan penguatan euro. Sebab, ECB sudah curi start menaikkan suku bunga 25 basis poin ke level 1,25% sedangkan BoE masih mempertahankan suku bunga acuannya.

Dia menegaskan, secara umum, rupiah akan bergerak variatif cenderung menguat (mixed to higer). Pada sesi pertama rupiah akan menguat menuju level support-nya tapi menjelang siang akan kembali melemah.

"Lalu, pada penutupan sore di area midle di level pengautan," tuturnya. Memang tidak ada pemacu yang signifikan yang bisa memperlemah rupiah.

Asal tahu saja, kurs rupiah di pasar spot valas antar bank Jakarta, Selasa (3/5) ditutup menguat 6 poin (0,07%) ke level 8.540/8.545 per dolar AS.

Khawatir Laba QII Turun Menekan Wall Street

Headline
INILAH.COM, New York - Bursa saham Amerika Serikat turun pada perdagangan saham Selasa (3/5). Pelaku pasar mempertanyakan kestabilan pergerakan saham dengan volume perdagangan rendah karena kekhawatiran pertumbuhan pendapatan kuartal berikutnya.

Investor menargetkan performa top terbaru dari saham energi yang dipengaruhi harga minyak. Indeks S&P turun 2,4% sementara itu oil futures turun lebih dari 2%. Indeks Nasdaq mengalami tekanan dari Sears Holding Corp setelah menyatakan kehilangan uang pada kuartal pertama. Cognizant Technology Solutions Corp turun karena volume turun. Sahamnya turun 5,7% ke level US$77,52.

"Saat ini pasar fokus pada pasar sedikit overheat dan beberapa orang menggunakan kesempatan ini untuk mengambil keuntungan," kata Co-Chief Investment Officer OakBrook Investment Peter Jankovskis, seperti dikutip dari yahoofinance.com.

Saham Chinese Internet turun dengan search engine Baidu turun 5,2% ke level US$139,84. Investor tertarik dengan pesaing Facebook ini. Pesaing facebook dikenal dengan Renren ini meningkatkan harga saham penawaran umum saham perdana dari US$12 menjadi US$14. Saham yang dilepas sebesar 30% saham ke publik. Saham SINA Corp turun 9,5% ke level US$122,22.

Indeks Dow Jones naik 0,15 poin ke level 12.807,51. Indeks S&P 500 turun 4,6 poin atau 0,34% ke level 1.356,62. Indeks Nasdaq turun 22,46 poin atau 0,78% ke level 2.841,62. Saham Alcoa naik 2,6% ke level US$17,67 di mana pasar membicarakan Rio Tinto akan menawar untuk membeli perusahaan aluminium Amerika Serikat.

Volume perdagangan saham sebesar 8,3 miliar saham di bursa saham New York, NYSE Amex dan Nasdaq atau di atas rata-rata 7,73 miliar saham pada 2011. [hid]

Inilah Agenda RUPST/LB Bumi Resources!

Headline
INILAH.COM, Jakarta - PT Bumi Resources Tbk (BUMI) mengagendakan penyelenggaraan RUPST dan RUPSLB pada 7 Juni 2011 mendatang.

Adapun agenda RUPST perseroan antara lain persetujuan laporan pertanggungjawaban Direksi atas jalannya perseroan selama 2010, pengesahan neraca dan perhitungan laba/rugi tahun buku 2010 dan persetujuan rencana penggunaan laba perseroan 2010.

Selain itu, RUPST perseroan juga mengagendakan penunjukan Akuntan Publik untuk melakukan audit atas laporan keuangan 2011.

Sementara pada RUPSLB, perseroan mengagendakan persetujuan untuk menjaminkan sebagian besar atau seluruh aset perseroan yang dimiliki langsung maupun tidak langsung kepada para kreditur, baik kreditur perseroan maupun anak usaha.

Agunan ini tidak terbatas pada gadai atas sebagian atau semua saham yang dimiliki perseroan pada anak usaha baik secara langsung atau tidak langsung maupun efek lainnya. Juga agunan untuk fidusia atas tagihan-tagihan rekening bank, klaim asuransi, persediaan (inventory), rekening escrow perseroan dana anak usaha.

Selain itu jaminan kebendaan lainnya atas harta kekayaan lain, baik bergerak maupun tidak bergerak milik perseroan dan anak usaha, yang dilakukan dalam rangka pembiayaan atau perolehan pinjaman dari pihak ketiga, yang diberikan kepada atau diterima oleh perseroan maupun anak usaha, baik sekarang maupun yang akan ada di kemudian hari.

RUPSLB juga mengagendakan persetujuan perubahan beberapa pasal dalam Anggaran Dasar Perseroan.

Koreksi IHSG Masih Bisa Berlanjut

Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kemarin akhirnya terkoreksi 35 poin setelah aksi beli menjelang penutupan gagal menahan derasnya profit taking. Namun IHSG masih bisa bertahan di level 3.800.

Pada perdagangan, Selasa (3/4/2011), IHSG terkoreksi 35,432 poin (0,93%) ke level 3.813,868. Sementara Indeks LQ 45 melemah 6,296 poin (0,92%) ke level 681,058.

Pergerakan IHSG yang serba tipis cenderung melemah diprediksi akan kembali berlanjut pada perdagangan Rabu (4/5/2011) ini. Investor mulai berhati-hati melihat bursa-bursa global yang juga masuk area koreksi.

Bursa Wall Street tadi malam ditutup melemah tipis karena investor mulai gamang dengan kesinambungan reli saham yang sudah tinggi baru-baru ini. Namun Nasdaq mengalami tekanan yang cukup besar.

Pada perdagangan Selasa (3/5/2011), indeks Dow Jones industrial average ditutup menguat super tipis 0,15 poin ke level 12.807,51. Indeks Standard & Poor's 500 melemah 4,60 poin (0,34%) ke level 1.356,62 dan Nasdaq melemah 22,46 poin (0,78%) ke level 2.841,62.

Berikut rekomendasi saham untuk hari ini:

Kresna Sekuritas:
Tekanan jual di bursa regional kembali memicu aksi profit taking. Dengan terbentuk bearish engulfing, tekanan jual masih berpotensi terjadi pada hari ini sehingga IHSG diperkirakan bergerak sideways di kisaran 3,780-3,840. DOID dan PGAS menjadi saham pilihan hari ini.

eTrading Securities:
Pada perdagangan kemarin IHSG ditutup turun 35 point (-0.92%) ke level 3,813.87, mengabaikan berita positif dari dalam maupun luar negeri, menyusul aksi profit taking yang dilakukan oleh sejumlah investor lokal. Seluruh sektor mengalami penurunan dengan penurunan terbesar dialami oleh sektor finance dan property.

Tercatat sebanyak 83 saham mengalami kenaikan, 158 saham mengalami penurunan, 70 saham tidak mengalami perubahan dan 132 saham tidak diperdagangkan sama sekali. Saham- saham yang menjadi pendorong bursa kemarin a.l. TSPC, PGAS, BUMI, TOWR dan GGRM sementara yang menjadi pemberat bursa hari ini a.l. BBCA, BBRI, EXCL, ASII dan BBNI. Asing tercatat melakukan net buy sebesar Rp158 miliar dengan saham-saham yang paling banyak dibeli a.l. BMRI, BUMI, TLKM, ASII dan AALI.

Rupiah kemarin diperdagangkan naik 3 point ke level Rp8,546 per dolar AS, kontras dengan penurunan bursa yang terjadi hari ini.

Secara teknikal, IHSG bergerak melemah dengan candlestick membentuk pola bearish engulfing yang mengindikasikan potensi bearish reversal. Sementara dari pergerakan indikator terlihat stochastic telah membentuk death cross di area overbought dari RSI telah bergerak downtrend tidak mampu menembus area overbought.

Pada perdagangan hari ini (4/5), IHSG diperkirakan akan bergerak dikisaran 3,773-3,49 dengan saham-saham yang dapat diperhatikan a.l. UNTR , INDY, dan BUMI.

Indosurya:
Pada perdagangan Rabu (4/5) diperkirakan IHSG akan berada pada support 3.785-3.805 dan resistance 3.855-3.870. Setelah candle IHSG membentuk white marubozu , akhirnya IHSG melemah dan membentuk pola menyerupai dark cloud . Biasanya pola ini mengindikasikan kekuatan daya jual yang berusaha untuk menekan harga. Selain itu, diidentifikasikan kemungkinan akan reversal negatif. MACD masih bergerak datar dengan histogram positif yang mulai memendek. RSI, William's %R, dan Stochastic masih bergerak di atas batas overbought meskipun ada kecenderungan untuk turun. Koreksi yang terjadi kemarin menyamai pola yang terjadi di tahun lalu dimana sehari setelah rilis data inflasi April diikuti dengan pelemahan. Pelemahan ini juga terjadi di hari-hari selanjutnya hingga secara teknikal membuat IHSG berada di bawah area overbought . Bila diasumsikan sama polanya seperti di tahun lalu yang terkoreksi hingga 221,56 poin (8,1%) maka agar IHSG berada di bawah area overbought, kemungkinan batas terendah koreksinya menuju ke level 3.592,31 sebelum akhirnya rebound kembali. Oleh karena itu, selama IHSG masih berada di atas area overbought maka investor tetap mewaspadai terjadinya potensi koreksi.

Kredit Bank Capai Rp 1.819 Triliun Hingga April 2011

Jakarta - Bank Indonesia (BI) mencatat kredit perbankan sampai dengan April 2011 telah mencapai Rp 1.819 triliun atau tumbuh 23,8% dibandingkan pada April 2010. BI optimistis kredit sampai akhir 2011 masih sejalan dengan Rencana Bisnis Bank (RBB) yang ditargetkan sebesar 23-24&.

Demikian disampaikan oleh Deputi Gubernur BI Muliaman D Hadad kepada detikFinance di Jakarta, Rabu (4/5/2011).

"Sampai dengan akhir April kredit sudah mencapai Rp 1.819 triliun. Year to Date mencapai Rp 63 triliun atau tumbuh sebesar 3,6% dan Year on Year sebesar Rp 350 triliun atau tumbuh 23,8%," kata Muliaman.

Menurut Muliaman, peningkatan kredit ini terjadi dihampir semua kelompok bank. "Sampai akhir tahun masih sesuai RBB," tuturnya.

Mengenai Dana Pihak Ketiga (DPK) perbankan masih belum bergerak dari posisi awal tahun. "Sampai akhir April posisi DPK mencapai Rp 2.318 triliun," jelasnya.

Wall Street Kembali Melemah Tipis

New York - Saham-saham di bursa Wall Street ditutup melemah tipis karena investor mulai gamang dengan kesinambungan reli saham yang sudah tinggi baru-baru ini.

Sementara Nasdaq dalam tekanan yang cukup besar setelah Sears Holding Corp mengumumkan kemungkinan akan mengalami kerugian pada kuartal I-2011. Juga Cognizant Technology Solution Corp yang merosot karena rendahnya pertumbuhan. Saham Sears merosot 9,9%, Cognizant turun 5,7%.

"Ada kekhawatiran pasar sedikit mengalami 'kepanasan' dan beberapa orang menggunakan kesempatan itu untuk mengambil untung," jelas Peter Jankovskis, co-chief investment officer OakBrook Investment seperti dikutip dari Reuters, Rabu (4/5/2011).

Pada perdagangan Selasa (3/5/2011), indeks Dow Jones industrial average ditutup menguat super tipis 0,15 poin ke level 12.807,51. Indeks Standard & Poor's 500 melemah 4,60 poin (0,34%) ke level 1.356,62 dan Nasdaq melemah 22,46 poin (0,78%) ke level 2.841,62.

Indeks S&P 500 turun selama 2 hari berturut-turut setelah sebelumnya menembus rekor tertinggi dalam 3 tahun.

"Kita telah mendapatkan musim laporan keuangan yang baik, namun diatas semua itu tidak banyak pandangan untuk kenaikan saham lebih lanjut," ujar Jankovskis.

Perdagangan berjalan ramai dengan transaksi di New York Exchange mencapai 8,3 miliar lembar saham, di atas rata-rata transaksi harian yang mencapai 7,73 miliar lembar saham.