Rabu, 28 September 2011

Pasca reli tajam, harga minyak tumbang 1,3% hari ini

Pasca reli tajam, harga minyak tumbang 1,3% hari ini
MELBOURNE. Minyak melemah di New York, setelah kemarin mengalami reli terbesar dalam empat bulan terakhir. Harga emas hitam ini terkoreksi karena investor berspekulasi para pemimpin Eropa akan terpecah pendapat dalam rencana meredam krisis utang.

Minyak WTI untuk pengiriman November turun 1,3% ke US$ 83,38 per barel di perdagangan elektronik New York Mercantile Exchange, dan bergulir ke US$ 83,41 per barel pada pukul 8.56 waktu Sydney. Kemarin, kontrak yang sama naik 5,3% ke posisi US$ 84,45 per barel. Ini kenaikan terbesar sejak 9 Mei lalu.

Sementara, minyak Brent untuk penyelesaian November masih reli 3,1% ke US$ 107,14 per barel di bursa ICE Futures Europe, kemarin.

Harga minyak tergelincir setelah Financial Times melaporkan beberapa negara di kawasan Euro menuntut kreditor swasta menyerap kerugian (writedown) yang lebih besar dalam kepemilikan di obligasi Yunani. Sentimen tersebut dikhawatirkan mengancam perlambatan ekonomi dan permintaan bahan bakar. Data tahunan BP Plc menunjukkan, kontribusi Uni Eropa dalam permintaan minyak global mencapai 20% di tahun lalu.

Selain itu, koreksi harga minyak juga terjadi setelah American Petroleum Institute melaporkan stok bensin AS meningkat 4,6 juta barel per pekan lalu. Ini level tertinggi dalam lima minggu. Stok minyak mentah juga dilaporkan naik 568.000 barel.

Adapun, Departemen Energi baru akan merilis laporan, hari ini. Analis yang disurvei Bloomberg memprediksi akan terjadi kenaikan stok minyak sebesar 1 juta barel.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar