Jumat, 28 Oktober 2011

Analis: IHSG masih berpotensi menguat bila tak ada profit taking

JAKARTA. Pada perdagangan Kamis (27/10), indeks Dow Jones ditutup naik 339 point (2,86%) ke level 12.208,50. Kenaikan terjadi setelah pemerintah Uni Eropa sepakat untuk menganggarkan US$ 1,4 triliun sebagai dana bailout.

Sementara, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kemarin (27/10) ditutup 74,4 point (1,99%) ke level 3.813. Investor asing tercatat melakukan net buy sebesar Rp 411,7 miliar dengan saham yang paling banyak di beli adalah BMRI, BBNI, BUMI, TLKM dan GGRM.

Menurut Betrand Reynaldi, Kepala Riset eTrading Securities, secara teknikal, pada perdagangan kemarin (27/10) IHSG berhasil menguat dengan break dari garis resistance mid-term downtrend. "Candlestick membentuk pola bullish marubozu diikuti dengan volume yang di atas rata-rata 20 harinya menandakan besar tekanan beli," jelasnya.

Sementara dari pergerakan indikator, stochastic berada di area overbought dan RSI bergerak uptrend mencoba memasuki area overbought.

"Pada perdagangan hari ini (28/10), IHSG diperkirakan masih akan melanjutkan penguatannya dan akan bergerak pada kisaran 3.751-3.850 dengan saham-saham yang dapat diperhatikan adalah ITMG, GJTL dan HRUM," urai Betrand.

Sementara, dalam hasil risetnya, Indosurya Asset Management meramal, pada perdagangan hari ini IHSG akan berada pada support 3.712-3.763 dan resistance 3.838-3.864.

"Sentimen positif masih beredar di pasar seiring sikap optimis terhadap kemajuan yang dicapai pada KTT Uni Eropa dan respon positif terhadap rilis
kinerja emiten. Penguatan ini diperkirakan masih bisa berlanjut namun, bisa terbatas bila diiringi oleh aksi profit taking," jelas Reza Priyambada, Managing Research Indosurya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar