Jumat, 28 Oktober 2011

Di Bursa Saham Bara Api Masih Menyala

Headline
INILAH.COM, Jakarta - Kepanikan yang terjadi di bursa saham mulai mereda. Wajah para investor mulai cerah, karena harga saham yang mereka pegang mulai naik. Sejak Selasa kemarin, indeks harga saham gabungan (IHSG) terus menguat walaupun tidak terlalu besar.

Kamis (27/10) kemarin, indeks naik 74,40 (1,99%) ke level 3.318. Ini jelas merupakan “pengurang rasa sakit”, yang sepekan lalu dirasakan oleh para investor akibat dampak dari penurunanindeks di sejumlah pasar modal dunia.

Betul, peningkatan harga belum sampai taraf yang diharapkan. Tapi, sekali lagi, ini patut disyukuri. Sebab, sebelumnya, kondisi pasar modal benar-benar sudah mencemaskan. Bagaimana tidak? Akibat krisis utang yang membelit sejumlah negara Eropa dan Amerika, pasar modal dunia jungkir balik.

Kini, setelah ada kepastian dari KTT Uni Eropa tentang penyelesaian utang, pasar modal kembali menguat. Yang masih menjadi pertanyaan, sampai kapan penguatan itu akan berlangsung? Entahlah. Tapi semua orang tahu, krisis global belum berakhir.

Dibandingkan negara lain, pasar efek Indonesia sebenarnya memiliki daya tahan yang lebih baik. Hanya saja, pasar modal di sini gampang terguncang lantaran besarnya pengaruh saham-saham komoditi. Sementara harga komoditi saat ini tergantung dari perekonomian dunia maju yang tengah dilanda krisis utang.

Lagi pula banyak yang meramalkan, perekonomian dunia di 2012 akan lebih buruk dibandingkan tahun ini. Negara kelompok G-20 memperkirakan tahun depan perekonomian dunia hanya akan tumbuh 1%, lebih kecil dibandingkan saat krisis 2008.

Memang semuanya tergantung banyak faktor. Misalnya tidak ada lagi kabar buruk yang bertiup dari benua Eropa dan Amerika, harga komoditi tidak jatuh, dan perkembangan ekonomi di negara maju. Faktor lainnya tentu tergantung dari perkembangan perekonomian di dalam negeri serta kabinet “baru” SBY. Jadi, pergolakan saham di pasar modal masih akan berlanjut. [mdr]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar