Kamis, 15 Desember 2011

Eropa 'Kisruh' Lagi, Wall Street Merosot

New York - Saham-saham di bursa Wall Street merosot merespons perkembangan negatif dari situasi di Eropa, terutama terkait dengan kenaikan imbal hasil surat utang Italia yang cukup tajam.

Keputusan Bank Sentral AS untuk tidak melakukan apapun guna mendukung perekonomian AS, meski adanya peringatan krisis akan mengganggu perekonomian menambah keinginan investor untuk keluar dari aset-aset yang berisiko dan memindahkannya ke portofolio yang lebih aman yakni surat utang AS dan Jerman.

"Isu utama saat ini sudah lengkap, kegagalan absolut dari Uni Eropa datang pada setiap jenis solusi. Mereka kembali ke tempat mereka memulai," ujar Jeffrey Sica, presiden dan chief investment officer SICA Wealth Management seperti dikutip dari Reuters, Kamis (15/12/2011).

Pada perdagangan Rabu (14/12/2011), indeks Dow Jones industrial average ditutup merosot 131,46 poin (1,10%) ke level 11.823,48. Indeks Standard & Poor's 500 juga melemah 13,91 poin (1,13%) ke level 1.211,82 dan Nasdaq melemah 39,96 poin (1,55%) ke level 2.539,31.

Kemarin lelang surat utang Italia berjangka 5 tahun menghasilkan imbal hasil 6,47%. Itu merupakan rekor yield tertinggi di era euro untuk surat utang Italia berjangka 5 tahun. Rekor sebelumnya dicapai pada November ketika imbal hasil menembus 6,3%.

Sebaliknya, investor mencari tempat-tempat investasi yang lebih aman seperti surat utang Jerman. Kemarin Jerman berhasil meraup 4,2 miliar euro untuk lelang surat berharga berjangka 2 tahun, dengan yield sebesar 0,29% atau terendah sejak era euro. Angka itu juga turun dari yield lelang sebelumnya yang sebesar 0,39%.

Sementara mata uang tunggal euro tercatat melemah 0,4% terhadap dolar AS ke level US4 1,2979. Euro bahkan pernah menyentuh level US$ 1,30, untuk pertama kalinya sejak Januari.

"Masalah belum terselesaikan, jadi kenapa Anda ingin membeli euro. Masalahnya adalah semua orang tahu ini belum akan berakhir, termasuk politisi dan pembuat kebijakan," ujar Ronald Simpson, direktur valas Action Economics.

(qom/qom)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar