Kamis, 15 Desember 2011

Rupiah tumbang ke level terendah dalam bulan ini

Rupiah tumbang ke level terendah dalam bulan ini
JAKARTA. Sore ini, rupiah tumbang paling tajam dalam tiga pekan terakhir atau level terendah di bulan ini. Mata uang Garuda terpuruk karena sinyal krisis utang dan perekonomian global memburuk. Hal ini menahan investor untuk masuk ke aset negara berkembang.

Nilai tukar rupiah melemah 0,7% ke Rp 9.150 per dollar AS pada pukul 15.16 di Jakarta. Sebelumnya, rupiah juga sempat menyentuh Rp 9.203 per dollar AS, level terlemah sejak 30 November.

Mata uang merosot setelah asing menjual saham domestik mencapai US$ 145 juta dalam empat hari perdagangan terakhir. Pasar saham regional tertekan seiring indeks sentimen manufaktur Jepang di kuartal ini, jatuh lebih dalam dari perkiraan ekonom. Sementara, Jerman merilis data manufaktur mengalami kontraksi untuk bulan yang ketiga.

Kemarin, Bank Dunia memangkas perkiraan pertumbuhan Indonesia awal 2012 menjadi 6,2%, dari sebelumnya 6,3%, karena ketidakpastian global. Ekspor nasional pada Oktober lalu hanya naik 16,7%. Ini merupakan kenaikan terkecil sejak November 2009.

"Situasi di Eropa mempengaruhi sentimen rupiah. Kondisi ekonomi global tidak baik saat ini, dan investor menggunakan pendekatan wait and see," kata Robitirtanto Ekaperdana, dealer valas di PT BNI Securities, di Jakarta.

Sementara itu, di pekan ini, Deputi Gubernur Bank Indonesia Hartadi Sarwono menyebut, bank sentral menginginkan rupiah diperdagangkan di kisaran 8.900 hingga 9.000 di tahun depan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar