Rabu, 04 Januari 2012

Jemputlah Para Pesolek Saham di Januari

INILAH.COM, Jakarta - Pelan tapi pasti, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) kembali bangkit. Pada perdagangan Selasa (3/1), indeks ditutup pada level 3.857,88 atau naik 48,74 poin (1,28%).

Yang masih tanda tanya, akankah pekan ini indeks akan peneruskan penguatan atau sebaliknya? Ini yang masih sulit dipastikan. Namun sejumlah analis optimis, dalam beberapa hari ke depan indeks masih akan menguat.

Salah satu faktor yang memungkinkan indeks akan kembali menguat adalah January effect. Maksudnya, untuk mempercantik keranjang investasinya, dalam beberapa hari ke depan para fund manager masih akan melakukan koleksi sejumlah saham.

Hal lain yang juga bisa mendorong indeks naik adalah aksi window dressing yang dilakukan para emiten untuk mempercantik laporan keuangannya. “Ditambah lagi, bursa regional juga menunjukan kecenderungan positif,” kata seorang analis dari Kresna Securities.

Ya, hari ini hampir semua saham di bursa Asia menunjukan tren menaik. Hang Seng, misalnya, hari ini (Selasa, 3/1) ditutup menguat sebesar 2,4%. Kenaikan juga dicatat oleh Nikkei (0,67%) dan Kospi11 (2,69%). Luar biasa.

Hanya saja si analis tadi mengingatkan para investor jangan buru-buru gembira dan main tubruk. Soalnya, di samping isu positif ada isu negatif yang memungkinkan terjadinya koreksi atas IHSG. Beberapa isu negatif yang berpotensi menekan indeks adalah naiknya harga minyak dan krisis utang Eropa yang kian berat. Itu sebabnya, ia menyarankan agar koleksi dilakukan secara hati-hati. “Kemungkinan terjadinya aksi profit taking sangat terbuka,” katanya.

Pentingnya meningkatkan kewaspadaan juga disarankan Reza Priyambada, Managing Research PT Indosurya Asset Management. “Ada kemungkinan beberapa hari ke depan indeks masih akan berflutuasi,” katanya.

Ia memperkirakan indeks akan bergerak mixed dan bertahan di kisaran l3.850-3.860. Reza melihat indeks baru akan menggeliat jika para emiten menerbitkan laporan keuangan 2012. “Isinya pasti bagus-bagus, terutama laporan keuangan sector perbankan, telekomunikasi, dan tambang”.

Kendati pekan ini indeks diperkirakan masih akan berfluktuasi, itu tak berarti tak ada yang bisa dilakukan oleh investor. Seraya menunggu terbitnya laporan keuangan 2011, ada beberapa saham yang layak dibeli.

Di sector pertambangan, Reza menunjuk saham PT Internasional Nickel Indonesia (INCO), PT Aneka Tambang (ANTM), PT Bumi Resources (BUMI) dan PT Medco Energy (MEDC) yang pantas dikoleksi untuk jangka menengah dan panjang.

Selain saham pertambangan, investor juga patut menaksir saham-saham perbankan seperti PT Bank Central Asia (BBCA), PT Bank Mandiri (BMRI) dan PT Bank Rakyat Indonesia (BBRI).

Saham perkebunan juga termasuk yang disarankan analis untuk dikoleksi. Ini lantaran harga minyak kelapa sawit (CPO) dunia diyakini akan terdorong oleh kenaikan harga minyak mentah. Di samping saham perkebunan, mulai ramaikan pembangnan infrastruktur dipastikan bakal mendongkrak kinerja perusahaan-perusahaan konstruksi. [mdr]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar