Rabu, 04 Januari 2012

Tren Minyak 2012 Naik, Saham CPO Terdongkrak

Headline
INILAH.COM, Jakarta – Saham-saham Crude Palm Oil (CPO) dinilai prospektif untuk 2012 seiring tren kenaikan harga minyak dunia. Saham AALI dan LSIP paling dijagokan. Inilah target harganya.

Kepala Riset Henan Putihrai Securities Felix Sindhunata mengatakan, sebelum bicara saham-saham di sektor Crude Palm Oil (CPO) untuk 2012, harus terlebih dahulu melihat arah harga minyak. Berdasarkan risetnya, harga minyak di Nymex diprediksi masih bertahan di sekitar US$100 per barel pada 2012.

Hal itu, menurut Felix, bakal menjadi kenyataan, apabila krisis politik negara-negara di Timur Tengah masih berlanjut. “Dan, yang paling penting apabila Iran terus dikenakan sanksi untuk menghambat ekspor minyaknya,” katanya kepada INILAH.COM, di Jakarta, Selasa (20/12).

Menurutnya, di antara negara-negara The Organization of the Petroleum Exporting Countries (OPEC), Iran merupakan negara yang memiliki cadangan minyak ketiga terbesar setelah Arab Saudi dan Venezuela yakni 151 miliar barrel. “Selain itu, Iran juga merupakan negara produsen terbesar kedua di OPEC setelah Arab Saudi dengan produksi rata-rata 3,6 juta barrel per hari,” ujar Felix.

Saat ini, lanjutnya, belum terjadi indikasi akan terjadi revolusi politik di Iran, seperti yang terjadi di Syiria. Namun, apabila terjadi, harga minyak diproyeksikan akan melejit dan hal ini akan mendorong inflasi dalam skala global.

Kondisi itu, kata Felix, pada akhirnya akan mempersulit pemulihan ekonomi di Amerika Serikat (AS) dan Eropa sekaligus berpotensi menahan tingkat pertumbuhan negara-negara penopang pertumbuhan ekonomi global seperti China dan India.

Secara historis, Felix menjelaskan, kenaikan harga minyak lebih memiliki pengaruh, menopang kenaikan pada harga CPO dibandingkan harga kedelai. Hal ini kembali terjadi pada kuartal IV-2011 di mana harga CPO bertahan cukup baik di tengah harga kedelai yang melemah cukup tajam.

Karena itu, dia memperkirakan, harga CPO masih berada pada kisaran US$1.000 per ton pada 2012. Apalagi, harga minyak diharapkan dapat meng-offset (menutup kerugian) efek pelemahan permintaan CPO dari Eropa. “Eropa merupakan negara konsumen CPO keempat terbesar setelah India, Indonesia, dan China,” ungkap dia.

Di sisi lain, lanjutnya, cuaca yang buruk dapat mempengaruhi tingkat produksi CPO dari Malaysia dan Indonesia. Pada akhirnya, dapat mempengaruhi fluktuasi harga CPO tahun depan. “Selain itu, pengaruh cuaca buruk apabila menimpa Argentina, AS dan Brazil yang merupakan negara pengekspor kedelai terbesar, juga dapat menopang kenaikan harga CPO,” tandas Felix.

Felix menegaskan, saham-saham sektor perkebunan Crude Palm Oil (CPO) dan harga minyak memiliki korelasi 0,79. “Artinya, tren kenaikan harga minyak yang kami perkirakan akan terus terjadi pada 2012 sehingga dapat mendorong kenaikan harga CPO,” tuturnya.

Di sektor ini, dia menjagokan saham PT Astra Agro Lestari (AALI) dan PT London Sumatera Plantation (LSIP). Dengan target Price Earnings Ratio (PER) tahun 2012 di level 12,38 kali, ia menargetkan AALI di level Rp24.086. “Sedangkan LSIP, dengan PER 2012 di level 9,5 kali saya menargetkan harga saham ini di level Rp3.138 untuk 2012,” imbuhnya. [mdr]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar