Jumat, 02 Maret 2012

BEI menyiapkan dua indeks saham baru

JAKARTA. Bursa Efek Indonesia (BEI) tengah menggodok rencana perilisan dua indeks saham baru, yakni indeks saham perbankan dan indeks saham infrastruktur.

Dua indeks ini kelak bisa dimanfaatkan menjadi aset dasar bagi produk Exchange Traded Fund (ETF). "Beberapa manajer investasi (MI) tertarik merancang ETF, asalkan menggunakan indeks berbeda, misalnya indeks syariah. Nah, kami sedang siapkan indeks infrastruktur dan perbankan," ujar Friderica W. Dewi, Direktur Pengembangan BEI, Kamis (1/3).

BEI belum bisa memastikan kapan indeks baru tersebut bakal meluncur. Langkah ini ditujukan agar pengembangan ETF di pasar terus terpacu. Maklum, dibandingkan produk reksadana konvensional yang sudah membeludak, sejauh ini baru ada dua produk ETF di pasar.

Pertama, ETF Premier LQ-45 besutan Indo Premier Investment Management, yang mengacu pada indeks LQ-45. Kedua, Bahana TCW Investment Management yang mengelola ETF obligasi Asian Fund ABF Indonesia Bond Index Fund (ABF IBI Fund).

BEI juga berniat mendiskon biaya transaksi sekuritas atau levy bagi perusahaan penerbit ETF. Insentif ini diniatkan supaya transaksi ETF di bursa makin moncer. "Diskon diberikan berjenjang sesuai besaran transaksi. Namun besarannya belum detil karena masih dibahas oleh para regulator," imbuh Friderica.

Sesuai aturan yang berlaku, saat ini angota bursa wajib membayar biaya transaksi kepada BEI, Kliring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI), dan Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI). Biaya dihitung berdasarkan nilai transaksi anggota bursa. Tarifnya adalah 0,03% dari nilai transaksi. Anggota bursa juga wajib menyetor dana jaminan transaksi, yang besarnya 0,01% dari nilai transaksi.

Diah Sofiyanti, Direktur Indo Premier Investment Management, penerbitan indeks saham baru membuat pilihan underlying asset ETF makin beragam. "Produk ETF bisa makin likuid," ujarnya.

Dua indeks tersebut, menurut Diah, bakal menarik. Tren bunga acuan yang rendah seperti saat ini menjadi sentimen positif bagi saham-saham infrastruktur. Sektor perbankan juga masih sangat prospektif menilik kinerja emiten bank yang terus melejit.

Indo Premier berniat merilis ETF saham baru, tahun ini. Namun, pilihan aset dasarnya sejauh ini masih dikaji tim internal. "Kami kaji sektor apa yang paling menarik sehingga bisa memberikan return tinggi bagi para investor nanti," jelasnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar