Selasa, 03 Mei 2011

Asiariver Berharap Akuisisi Duta Graha Indah Tak Terganggu

Ilustrasi
JAKARTA - Asiariver Advisor Pte Ltd berharap transaksinya pembelian saham PT Duta Graha Indah Tbk (DGIK) tidak terganggu dengan adanya kasus yang menimpa perseroan sekarang ini.

"Asiariver akan meminta klarifikasi kepada Asiariver dan berharap transaksi dapat dilanjutkan," jelas Asiariver dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Selasa (3/5/2011).

Asiariver menjelaskan telah mempelajari fundamental DGIK dalam enam bulan terakhir. Perusahaan private equity berbasis di Singapura ini juga melakukan studi kelayakan dan berkomunikasi dengan manajemen langsung.

"Asiariver akan mengadakan pertemuan dengan tim manajemen dengan tujuan untuk membahas dan meminta penjelasan dari tim manajemen yang berkaitan dengan insiden baru-baru ini tentang Duta Graha Indah," imbuhnya.

Dengan pertemuan tersebut, Asiariver berharap mendapatkan pencerahan atas permasalahan tersebut. Di mana tahap selanjutnya adalah penjajakan selanjutnya dengan pemegang sahamnya.

Sekarang ini, proses hukum tengah dilakukan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terhadap Manajer Pemasaran DGIK Muhammad El Idris yang diduga menyuap Wafid Muharam, Sekretaris Kementerian Pemuda dan Olahraga dalam pembangunan Wisma Atlet di Palembang, Sumatera Selatan.

Sebelumnya, Duta Graha Indah dikabarkan tengah ditawar oleh dua private equity sekaligus yaitu Asia River Advisory dan Legg Mason. Keduanya adalah private equity berbasis di luar negeri.

Sekarang ini, yang pasti sudah memberikan surat penawaran adalah Asia River Advisory, sebuah perusahaan private equity berbasis di Singapore yang punya concern terhadap renewable energy. Kebetulan Duta Graha memang sudah memiliki kesepakatan kerjasama dengan MacMahon, raksasa kontraktor di Australia untuk bisnis energi.

Corporate Secretary DGIK, Djohan Halim, mengatakan, pihak Asia River Advisory pernah berkunjung ke kantor DGIK untuk menanyakan kinerja perusahaan kontraktor tersebut.
"Perusahaan investasi Singapura itu pernah mendatangi kantor kami dan menanyakan kinerja bisnisnya. Tetapi untuk transaksi selanjutnya adalah kewenangan pemegang saham DGIK. Kami hanya mengurus bisnis DGIK semata," ujar Djohan.

Jumlah saham yang sedang dinegosiasikan adalah antara 9-20 persen kepemilikan dari 5,54 miliar. Saham yang diincar adalah saham dari pendiri, berarti tidak akan mengambil dari market. Sehingga tidak akan ada fluktuasi harga di pasar. Akan tetapi perusahaan penawar terlihat serius untuk melakukan investasi jangka panjang dan lanjutan terhadap Duta Graha.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar