Sabtu, 14 Mei 2011

BCA Finance bisa patok kupon 7,3%-9,9%

BCA Finance bisa patok kupon 7,3%-9,9%
JAKARTA. Satu lagi perusahaan pembiayaan siap merilis obligasi. Kali ini, BCA Finance akan melepas obligasi Rp 1 triliun. Multifinance yang lebih dulu menjual surat utangnya adalah Federal International Finance, Adira Dinamika Multi Finance, dan Indomobil Finance Indonesia.

Demi memenuhi selera para investor, BCA Finance menawarkan lima seri obligasi dengan beragam tenor. Surat utang seri A bertenor 370 hari, seri B selama 15 bulan, seri C berjangka waktu 24 bulan, seri D bertenor 36 bulan, dan seri E akan jatuh tempo selama 48 bulan.

Anak usaha Bank Central Asia (BCA) itu menunjuk empat sekuritas sebagai penjamin pelaksana emisi obligasi. Mereka adalah Bahana Securities, DBS Vickers Securities, Standard Chartered Securities dan Transasia Securities. Adapun Bank Mega mendapat peran sebagai wali amanat.

Dua lembaga pemeringkat, yakni Fitch Ratings dan PT Perusahaan Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) sama-sama memberikan peringkat AA+ untuk obligasi BCA Finance.

BCA Finance menetapkan masa penawaran awal (bookbuilding) mulai 18 Mei hingga 3 Juni 2011. Adapun masa penawarannya jatuh pada 16-17 Juni 2011. Tapi manajemen belum menentukan besaran kupon obligasi itu.

Angky Hendra, Analis Obligasi Batavia Prosperindo memprediksi kupon yang akan ditawarkan BCA Finance tidak akan jauh berbeda dengan kupon obligasi Adira Dinamika Multi Finance. "Kedua perusahaan ini bergerak di bidang yang sama dan peringkat obligasinya juga sama," ujar dia.

Sebagai gambaran, kupon obligasi Adira bertenor 370 hari berkisar 7,3%-7,8%, tenor 24 bulan 8%-8,7%, tenor 36 bulan di level 8,75%-9,5% dan tenor 48 bulan di kisaran 8,9%-9,9%. Hanya saja, Adira tidak mempunyai obligasi seri B seperti BCA Finance yang bertenor 15 bulan.

Angky melihat prospek obligasi korporasi, termasuk surat utang BCA Finance, masih menarik. Apalagi, BCA Finance adalah anak usaha Bank BCA yang selama ini memiliki rekam jejak bagus.

BCA Finance tentu tidak akan kesulitan melunasi obligasi jatuh tempo. "Sekalipun mereka memilih opsi refinancing untuk memenuhi kewajibannya," imbuh Angky.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar